Berita Golkar – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo mendukung perkembangan santripreneur di Indonesia bersinergi dengan program Wiramuda yang ada di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Hal itu disampaikan Menpora Dito pada konfrensi pers bersama Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin usai pemberian penghargaan Santripreneur Award 2023 di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan No.6, Jakarta, Senin (20/11) sore.
“Untuk mendukung pengembangan santripreneur, Kemenpora memiliki program Wirausaha Muda (Wiramuda) yang saat ini sudah bekerjasama dengan 40 universitas di Indonesia. Nantinya kita juga sudah menyapkan program secara spesifik yang akan turun ke pondok pesantren,” kata Menpora Dito.
Selain Wiramuda, Menpora Dito juga mengenalkan program Kemenpora yakni Prestasi Hub yang merupakan pengembangan dari Papua Kreatif Hub yang akan bisa disinergikan dengan santri. “Prestasi Hub ini bagian dari pengambangan Papua Kreatif Hub, dan ini bisa kita sinergikan,” tambah Menpora Dito.
Sebelumnya Wapres K.H. Ma’ruf Amin mengatakan kehadiran santripreneur di samping dapat mendukung berbagai kebijakan dan program pemerintah dalam membangun ekonomi nasional, juga berpotensi mendorong kemandirian ekosistem pesantren dan pencapaian kewirausahaan nasional.
Menurutnya untuk memacu pengembangan santripreneurship (kewirausahaan santri), ia menyampaikan tiga pesan strategis kepada para santripreneur.
“Pertama, tingkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam pengembangan kewirausahaan syariah. Santripreneur dari kalangan generasi muda agar terus mengembangkan beragam bisnis syariah berbasis digital,” pinta Wapres.
Kedua, Wapres berpesan kepada para santripreneur agar terus menggali, mengoptimalkan, dan mengembangkan potensi bisnis kewirausahaan baru untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. “Tingkatkan kontribusi santripreneur dalam memberikan solusi atas permasalahan sosial ekonomi masyarakat,” pesannya.
Ketiga, Wapres meminta agar para santripreneur terus memperluas jaringan dan memperkuat sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait, guna mendorong pengembangan kemandirian ekonomi pesantren. Sehingga, mereka dapat menjadi bagian dari upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional dan daerah.
“Tingkatkan sinergi, kolaborasi, dan integrasi beragam program Santripreneur Indonesia dengan Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNEKS) di tingkat pusat, dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) di tingkat daerah,” pungkasnya. {sumber}