Berita Golkar – Menpora Dito Ariotedjo merespons soal PBSI yang ingin punya venue pertandingan badminton sendiri. Hal tersebut menyusul Indonesia Arena batal menjadi venue Indonesia Open 2024 karena fasilitas penerangan yang dinilai belum menunjang untuk menggelar event badminton internasional. PBSI pun memutuskan untuk menggeser pelaksanaan Indonesia Open ke Istora Senayan pada Juni mendatang.
Sebab masalah tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja berharap Indonesia bisa memiliki stadion pertandingan yang dikhususkan untuk bulutangkis.
“Jelas [ada harapan Indonesia memiliki venue pertandingan bulu tangkis], harapan itu sudah lama,” kata Ricky pada Rabu (27/3) dikutip dari Antara.
“Kenapa badminton yang sampai [berprestasi] Olimpiade ini [enggak ada venue sendiri], harusnya [pemerintah] bisa lebih peduli terhadap bulu tangkis dengan sarana-prasarananya, khususnya stadion. Seharusnya badminton bisa mendapatkan prioritas,” ujar Ricky menambahkan.
Keinginan PBSI itupun didengar oleh Menpora Dito Ariotedjo. Namun, Menpora Dito mengaku saat ini pihaknya lebih memprioritaskan peremajaan tempat Pelatnas PBSI di Cipayung.
“Saya sudah menyampaikan kepada PBSI, kami commit bersama PUPR [Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat] untuk peremajaan dan modernisasi fasilitas di Cipayung,” kata Dito dikutip dari Detik.
“Jadi ini sedang digodok tapi juga insha Allah Bapak Presiden [Jokowi] juga sudah restu bagaimana Cipayung ini menjadi training center yang mumpuni dan teknologi dan infrastrukturnya lebih baru lagi. Karena Cipayung ini aset yang sangat bagus. Jadi kita mau memaksimalkan ini [prioritas] Pelatnasnya dulu,” ucap Dito menambahkan.
Terkait venue, Menpora juga mengatakan pihaknya kini lebih memfokuskan pada pemerataan gedung-gedung olahraga (GOR) di daerah.
“Kami sudah mendorong dan Alhamdulillah beberapa daerah sudah mulai di mana GOR yang kapasitasnya di atas 3 ribu sampai 6 ribu dibangun di daerah agar ini bisa menjadi mix venue, sehingga badminton, voli, basket bisa bermain,” ujar Dito.
“Dan saya rasa itu bisa mencapai skala ekonomi yang nantinya bisa mendorong juga industri olahraga ini untuk (kemajuan) liganya,” kata Dito menambahkan. {sumber}