Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia Beberkan Tahapan Pemulihan Grasberg Block Cave Pasca Longsor

Berita GolkarKementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pemulihan operasi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia mulai memasuki tahap operasional terbatas pada April 2026.

Hal ini ditetapkan setelah insiden longsor pada awal September 2025 yang memaksa kegiatan produksi PTFI ditangguhkan.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pihaknya telah menggerakkan tim evaluasi untuk mengidentifikasi penyebab longsor serta menetapkan langkah perbaikan yang diperlukan sebelum produksi kembali dimulai.

“Di titik yang bermasalah, yang bencana itu, tim kami lagi evaluasi. Kami targetkan mungkin bulan 3, bulan 4 tahun depan beroperasi,” ucap Bahlil di Jakarta, dikutip Sabtu (15/11/2025), dikutip dari TVOneNews.

Ia menjelaskan, pemerintah memprioritaskan proses audit tambang bersama para pakar serta penyusunan rekomendasi teknis. Upaya perbaikan akan dilakukan setelah hasil evaluasi dirampungkan. “Setelah itu, baru dilakukan produksi,” ucapnya.

Bahlil menegaskan evaluasi tidak boleh dikebut karena menyangkut keselamatan pekerja di area GBC. Ia menolak mengambil risiko atas proses yang dilakukan tanpa kehati-hatian. “Nanti, siapa yang bertanggung jawab? Ini nyawa orang, bukan persoalan bisnis, nyawa orang,” kata dia.

Pernyataan tersebut sejalan dengan informasi resmi Freeport McMoRan Inc. yang menyebutkan bahwa operasi GBC akan dipulihkan secara bertahap. Perusahaan memproyeksikan produksi dimulai dari blok PB2 pada paruh pertama 2026, kemudian PB3 dan PB1S pada paruh kedua 2026, serta PB1C pada 2027.

Freeport menjelaskan bahwa longsor lumpur bijih di awal September telah mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas pendukung produksi. Kondisi tersebut memaksa perusahaan menunda aktivitas operasi di GBC sepanjang kuartal IV-2025 hingga 2026.

Sementara itu, dua lokasi tambang lain yang tidak terdampak, yaitu Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, mulai beroperasi kembali. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno pada Kamis (13/11/2025).

Meski sudah beroperasi, Tri menyebut kedua lokasi tersebut belum memasuki tahap produksi. Nantinya, ketika produksi kembali berjalan, seluruh hasil tambang akan dialirkan dan diproses di smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur.

Berdasarkan data Freeport Indonesia, produksi bijih rata-rata pada 2024 mencapai 208.356 ton per hari, mencakup tembaga, emas, dan perak. GBC menjadi zona tambang bawah tanah terbesar yang dikelola perusahaan, disusul DMLZ dan Big Gossan.

Dalam laporan resmi Freeport, produksi konsentrat GBC tercatat sekitar 133.800 ton per hari, DMLZ sekitar 64.900 ton per hari, dan Big Gossan sekitar 8.000 ton per hari. Dengan demikian, kontribusi GBC mencapai sekitar 64 persen dari total kapasitas produksi Freeport Indonesia.

Pemulihan operasi GBC diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap produksi nasional sekaligus menjaga kesinambungan pasokan bahan tambang strategis dalam beberapa tahun ke depan. {}