Berita Golkar – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) guna mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Langkah ini diambil mengingat potensi migas Indonesia yang masih cukup besar.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Dadan Kusdiana menjelaskan bahwa pembentukan Satgas ini merupakan salah satu upaya strategis pemerintah dalam menjawab tantangan di sektor energi.
“Pak Menteri ESDM membentuk Satgas, membentuk Satgas peningkatan lifting. Kami di Ditjen Migas ada satu ruangan khusus di lantai 16, itu menjadi ruangan Satgas yang memang diminta untuk melakukan percepatan, khususnya dari sisi hulu,” kata Dadan dalam acara Anugerah DEN 2024, Selasa (10/12/2024), dikutip dari CNBC Indonesia.
Adapun, Satgas ini diberi kewenangan khusus untuk mengambil keputusan strategis yang diharapkan dapat mempercepat eksekusi proyek-proyek migas. Mengingat, Indonesia masih memiliki potensi migas yang besar, sehingga penting bagi pemerintah untuk menjaga keberlanjutan produksi.
“Jadi kami menyusun berbagai macam kebijakan, Satgas diberikan quote unquote kewenangan untuk mengambil keputusan, sehingga ini bisa dilakukan percepatan untuk eksekusinya. Jadi bapak-bapak sekalian, memang pemerintah begitu concern untuk memastikan bahwa kita tetap ada peningkatan dari sisi produksi minyak dan gas bumi. Karena dari sisi potensi memang masih besar,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya telah memetakan sumur-sumur minyak nganggur (idle) di Indonesia. Hal ini penting dilakukan untuk mengerek produksi minyak siap jual atau lifting yang setiap tahunnya terus mengalami penurunan.
Bahlil mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim Satgas, khusus untuk menangani pemanfaatan sumur-sumur idle. Jika para operator sumur tersebut tidak berniat mengaktifkannya kembali, pemerintah siap mengambil alih pengelolaannya.
“Kalau dia mau untuk mengerjakan, nggak apa-apa.Kalau nggak mau, serahkan ke pemerintah,” kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (1/11/2024).
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji beberapa skema pengelolaan sumur idle tanpa melalui mekanisme lelang. Sehingga prosesnya lebih efisien.
“Kalau dilelang lama ngapain? Bisa kita buat percepat aja. Kita ada banyak aturan di republik ini. Gara-gara sekian banyak aturan, kita bekerja aja nggak bisa. Kapan lelangnya, kapan menangnya. Kalau yang kecil-kecil ya. Tapi kalau yang gede-gede kan tetap lelang,” ujarnya.
Bahlil memperkirakan setidaknya terdapat sekitar 4.500 hingga 5.000 sumur idle di seluruh Indonesia. Meski tiap sumur hanya mampu menghasilkan antara 10 hingga 15 barel, namun jika diakumulasikan akan berdampak pada peningkatan lifting.
“Yang idle well itu kan ada sekitar 4.500 sampai 5.000. Itu kan satu sumur bisa cuma 10 sampai 15 barel. Ada di bawah 10 bph gitu loh. Tapi kalau dikumpulin kan banyak. Sekarang lifting kita turun terus,” ujarnya. {}