Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengenang pengalaman saat masih duduk di sekolah dasar. Ia mengaku tak menikmati listrik saat masih kecil.
Cerita ini Bahlil sampaikan saat mengumpulkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025–2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Ia menyampaikan, pemerintah akan menyelenggarakan program listrik desa (lisdes) yang menjangkau 780 ribu rumah tangga dengan kapasitas 394 megawatt. “Program ini mengingatkan saya waktu dulu. Saya dulu ini kan adalah anak republik yang lahir tidak ada listrik,” ucap Ketua Umum Partai Golkar itu, dikutip dari Tempo.
Tak adanya listrik juga membuat Bahlil kecil kadang tak mandi sebelum berangkat sekolah. Sebab, air belum mengalir ke rumahnya.
“Pergi sekolah, kadang-kadang enggak mandi waktu dulu karena air tidak ada. Sampai sekolah kening saya itu hitam. Karena bekas lampu, lampu pelita,” ucap politikus tamatan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura ini
Lampu pelita itu, ujar Bahlil, dibuat bermodalkan botol bekas. Sumbunya terbuat dari kain bekas yang berbahan bakar minyak tanah. Sinar lampu itu temaram. Agar tugas dari guru bisa terbaca, kata dia, wajah harus didekatkan dengan buku di bawah lampu pelita. “Akhirnya itu (kening) hitam. Tapi tidak apa-apa jadi Menteri ESDM juga,” ucapnya.
Karena itu Bahlil mengatakan ingin agar listrik dapat merata dari Aceh sampai Papua. Presiden Prabowo Subianto, ujar dia, memerintahkan agar desa-desa yang belum teraliri listrik dapat segera dipasang listrik. “Doakan agar anggaran kita bisa cukup, untuk bisa kita distribusi tapi andaikan pun tidak cukup, kami lakukan bertahap,” ucapnya. {}