Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menyoroti perang saudara antara India dengan Pakistan, dikhawatirkan berdampak ke Indonesia.
“Di antara negara sekutu saja sudah enggak kompak, bagaimana kita? Begitu belum selesai, muncul lagi sekarang ketegangan di kawasan India dan Pakistan,” kata Menteri Bahlil dalam acara diskusi bertajuk arah Kebijakan Geostrategi dan Geopolitik Indonesia di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Kamis (8/5/2025).
“Ini akan berdampak kepada ekspor kita juga. Sedikit banyaknya akan berdampak pada ekspor kita, khususnya batu bara dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Tapi, mudah-mudahan kekhawatiran ini tidak terjadi. Saya lagi mendesain,” ujarnya menambahkan.
Meski begitu, Menteri Bahlil menyebut, perang tersebut sampai saat ini, belum memengaruhi sektor energi dan sumber daya mineral. “Sampai hari ini belum ada pengaruh apa-apa terutama di sektor energi. Nanti kita akan melakukan kajian ya, karena negara mereka kan besar juga,” tuturnya, dikutip dari Inilah.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) New Delhi dan KBRI Islamabad telah berkomunikasi dengan WNI yang berada di wilayah terdampak di India dan Pakistan, dan mereka semua dalam keadaan aman.
KBRI Islamabad mencatat terdapat 74 WNI di wilayah yang diserang, sedangkan KBRI New Delhi mencatat sebanyak 11 WNI tinggal di Kashmir, dua di antaranya adalah anak-anak.
“Mayoritas WNI di kedua wilayah tersebut adalah WNI yang menikah dengan warga setempat. Sejauh ini seluruh WNI masih merasa aman tinggal bersama keluarga masing-masing,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (8/5/2025).
Kemlu RI mengimbau WNI yang tinggal di wilayah perbatasan kedua negara untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, selalu mengetahui mengenai berita dan informasi terkini, menjauhi tempat yang menjadi sasaran konflik dan menghindari bepergian ke luar rumah apabila tidak mendesak.
Sementara untuk WNI yang berencana melakukan perjalanan ke wilayah perbatasan kedua negara diminta untuk sementara dapat menunda perjalanan, kata Judha. {}