Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur dilakukan oleh investor dalam negeri, tak ada keterlibatan asing. Adapun nilai investasi pembangunan pabrik ini sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19 triliun (asumsi kurs Rp 15.900 per dollar AS).
“Swasta nasional. Investornya ada di dalam negeri, enggak ada asing,” ujar Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/1/2025), dikutip dari Kompas.
Kendati begitu, ia enggan menyebut lebih rinci mengenai identitas investor yang terlibat dalam pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro tersebut.
Adapun sebelumnya, Bahlil pernah mengatakan, pembangunan pabrik metanol ini diperlukan untuk mendukung program mandatori biodiesel. Sebab, metanol merupakan salah satu alkohol yang digunakan dalam proses pembuatan biodiesel.
Saat ini Indonesia telah menerapkan B35, bahan bakar hasil campuran minyak kelapa sawit 40 persen dan solar 60 persen. Penerapan B40 ini merupakan perkembangan dari program B20 yang diluncurkan pada 2018 lalu.
Pengembangan biodiesel pun akan terus dilakukan pemerintah secara bertahap. Targetnya, pada 2025 akan diterapkan mandatori B40 dan dilanjutkan dengan mandatori B50 pada 2026.
Maka untuk mencapai target tersebut, kecukupan bahan baku pendukung dalam pembuatan biodiesel pun diperlukan, seperti metanol.
“2025 kita masuk B40, 2026 B50. Tidak akan mungkin ini bisa dilakukan tanpa metanol. Kita butuh metanol 2 juta-2,3 juta ton. Jadi ini butuh hilirisasi,” jelas Bahlil dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi di Jakarta, Rabu (11/12/2024). {}