Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Tegaskan Mineral Ikutan PT Timah Jadi Komoditas Strategis yang Dikuasai Negara

Berita GolkarMenteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan jika terdapat mineral ikutan dalam komoditas yang ditambang PT Timah Tbk yang hingga saat ini belum termanfaatkan dengan baik.

Dikatakan Bahlil, Kementerian ESDM telah mendapat mandat dan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk memanfaatkan mineral ikutan tersebut dan menjadikannya sebagai mineral strategis sehingga harus dikuasai dan dikelola oleh negara.

“Sebagian ada mengandung mineral lain, seperti logam tanah jarang. Kami dari Kementerian ESDM atas arahan Bapak Presiden, logam tanah jarang ini menjadi salah satu komoditas strategis yang harus dikuasai oleh negara,” ujar Bahlil kepada awak media, dikutip Sabtu (27/9/2025) dari VOI.

Menurutnya, untuk itu Bahlil menegaskan pemerintah telah menutup keran ekspor mineral ikutan seperti zircon, ilmenite dan monasit. Dengan demikian, mineral tersebut akan dimanfaatkan untuk hilirisasi di dalam negeri.

“Karena itu sudah saya perintahkan, sudah saya berkeputusan bahwa seluruh turunan daripada hasil proses Timah itu tidak bisa diekspor, dilindungi semua dan ditempatkan pada tempat yang baik, karena itu akan dikuasai oleh negara,” beber Bahlil.

Ia melanjutkan, saat ini Badan Industri Mineral yang baru dibentuk Presiden Prabowo akan mengambil peran untuk mengkaji nilai tambah dari setiap mineral ikutan yang melekat pada tubuh sumber daya timah. Nantinya hasil tersebut akan dipetakan potensi produk hilirnya.

“Makanya, Badan Industri Mineral sebagai lembaga pemerintah yang baru dibentuk akan bertugas melakukan pengkajian terhadap nilai tambah,” imbuh dia.

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) mengaku telah mengantongi dukungan dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengembangkan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elemet (REE) yang merupakan mineral ikutan dalam timah.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara mengatakan dirinya bersama jajaran direksi TINS mendapat undangan untuk menghadiri rapat terbatas (ratas) dengan Prabowo di kedimannya di Hambalang, Selasa 19 Agustus yang lalu.

“Alhamdulillah hari Selasa lalu saya menemani Pak Dirut, dipanggil Pak Presiden di Hambalang setelah ratas dengan beberapa menteri khususnya terkait dengan membahas dengan energi dan pertambangan. Salah satu yang dibahas adalah bagaimana ke depannya Indonesia ini fokus untuk pengolahan REE,” ujarnya.

Dikatakan Suhendra, PT Timah diarahkan untuk mengembangkan monast yang terkandung dalam timah. MIneral ini nantinya bermanfaat untuk pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). “Dan itu sumbernya di timah. Monasit. Jadi, basis daripada REE itu, kan, monasit,” sambung dia.

Untuk mengembangkan LTJ, Suhendra memastikan PT Timah membuka peluang kerja sama baik dengan pihak swasta dan ahli yang mumpuni di bidangnya, termasuk dari sisi teknologi. {}