Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor mineral dan batu bara atau minerba per Juni 2025 mencapai Rp 68,3 triliun. Capaian ini setara dengan 54 persen dari target, yakni Rp 126,48 triliun.
“Hingga 30 Juni 2025, realisasi PNBP ESDM pada batu baranya sebesar Rp 68,3 triliun atau 54 persen dari target sebesar Rp 126,48 triliun,” ujar Bahlil dalam rapat bersama Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan, Jakarta, pada Senin (14/7/2025), dikutip dari Tempo.
“Untuk 2025, kami harus menyampaikan bahwa harga komoditas khususnya batu bara ini turunnya agak jauh sekali, sekitar 25 sampai 35 persen untuk sampai dengan bulan Juni. Ini memang karena pasar global lagi tidak menentu,” katanya.
Kendati demikian, Ketua Umum Partai Golkar itu optimistis target PNBP sektor minerba 2025 bisa tercapai. “Insyaallah, mudah-mudahan kami akan membuat target sampai bisa selesai,” ujarnya.
Begitu pula dengan target setoran PNBP sektor ESDM secara keseluruhan, Bahlil juga optimistis bisa tercapai. Secara keseluruhan, target PNBP sektor ESDM tahun ini Rp 254 triliun. Per Juni 2025, realisasi PNBP sektor ESDM secara keseluruhan dilaporkan sebesar Rp 117,11 triliun, atau 46 persen dari target.
Ia meyakini target-target yang telah dibidik bisa tercapai. Meskipun, ia mengamini tantangan yang berat di tengah ketidakpastian pasar global kini. “Jadi, Insyaallah untuk target APBN bisa kami capai secara keseluruhan untuk 2025, sekalipun memang kerjanya berat. Ini memang kerjanya berat, karena harga komoditas lagi pasang surut,” tutur Bahlil.
Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesi (APBI) sebelumnya memproyeksikan produksi batu bara nasional pada 2025 akan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun target pemerintah sebesar 735 juta ton dinilai masih dapat dicapai, pengusaha menilai realisasi produksi tak akan mampu menyaingi capaian tinggi pada 2024 yang mencapai 836 juta ton.
Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani mengatakan hingga akhir kuartal I-2025, produksi batu bara Indonesia baru mencapai 183,45 juta ton. Jumlah tersebut masih jauh dari proyeksi tahunan sehingga menimbulkan kekhawatiran akan turunnya total produksi secara keseluruhan tahun ini.
Terkait dengan angka produksi 800 juta ton ke atas, kata Gita, tidak memungkinkan dengan melihat tren produksi selama empat bulan pertama yang cenderung lambat. “Kalau melihat realisasi tahun lalu yang menyentuh 836 juta ton, sepertinya tahun ini akan sulit menyamai angka tersebut,” kata Gita melalui keterangan tertulis pada Senin, 2 Juni 2025.
Gita menyatakan produksi batu bara seperti yang ditargetkan pemerintah sebesar 735 juta ton masih realistis. Namun demikian, Gita menilai capaian itu juga tergantung dengan kondisi pasar yang tidak terus memburuk. {}