Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan banyak negara lain.
“Indonesia menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat, dan pertumbuhan kita masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain termasuk China, Malaysia bahkan Singapura. Tentu kita juga berada di atas seperti Vietnam,” kata Menko Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Pada periode yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi China sebesar 4,9 persen, Malaysia sebesar 2,9 persen, serta Singapura yang tercatat 0,7 persen.
Menurut Menko Airlangga, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor utama berupa konsumsi rumah tangga dengan kontribusi pertumbuhan 2,63 persen yoy.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi dikontribusikan oleh sektor Transportasi dan Komunikasi, yang tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang angkutan rel, laut dan udara, serta restoran dan hotel.
Selain itu, Airlangga juga menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per September 2023 pada level 121,7 dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB).
“Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan upaya nilai tambah ekonomi terus harus dilanjutkan terutama pembangunan berbagai Kawasan Industri maupun Kawasan Ekonomi Khusus, juga yang baik adalah transportasi pergudangan pertumbuhannya juga biasa pertumbuhan ekonomi yaitu 14,74 persen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menilai salah satu komponen ekonomi yang positif pada kuartal III ini yakni penambahan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 4,55 juta diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan dan kemiskinan ekstrem.
Di sisi lain, ia juga mewanti-wanti masih tingginya tingkat risiko ketidakpastian ekonomi global. Terutama dalam situasi tensi geopolitik Timur Tengah yang meningkat serta fenomena alam El Nino.
“Berbagai risiko akibat ketidakpastian global yang terbaru berasal konflik dari Timur Tengah yaitu Israel dan Hamas, berbagai lembaga internasional yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi semakin melambat dan perubahan iklim membuat pasokan pangan akan terganggu,” ujarnya.
Melihat adanya berbagai fenomena tersebut, Menko Airlangga mempraikrakan akan adanya dampak pada harga komoditas seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).
Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan langkah antisipasi beserta mendorong pemanfaatan bonus demografi melalui transformasi ekonomi juga pemanfaatan nilai tambah dan transisi ekonomi hijau.
“Risiko perang, kita masih monitoring karena biasanya kalau ada ketegangan, yang terkena adalah komoditas termasuk BBM dan komoditas lain. Namun karena pertumbuhan ekonomi global itu menurun, maka efek kenaikannya sementara masih kuat,” katanya. {sumber}