Berita Golkar – Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menyesalkan adanya insiden penembakan kepada pemulung yang dilakukan oleh oknum anggota TNI AU di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Ia pun mendesak agar TNI melakukan evaluasi internal dan menindak tegas pelaku penembakan.
“Insiden ini tidak dapat ditoleransi, karena telah melukai masyarakat yang tidak melakukan ancaman. Pelaku harus mendapatkan sanksi hukum sesuai mekanisme yang ada dan harus ada evaluasi terkait persoalan ini dari jajaran TNI,” ujar Meutya Hafid dalam rilis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (17/7/24).
Adapun kasus penembakan ini terjadi di kompleks rumah dinas TNI AU di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Palu Selatan, Kamis (11/7). Pemulung bernama Jenri ditembak dengan menggunakan senapan angin oleh oknum personel TNI AU saat kepergok masuk dengan melompat pagar ke kawasan rumah dinas tersebut.
Saat ini, oknum TNI AU yang menembak pemulung itu sudah ditahan dan tengah diproses di Lanud Hasanuddin. Sementara pemulung yang ditembak telah ditangani secara medis di rumah sakit. Meskipun korban melakukan kesalahan dengan memasuki kompleks perumahan TNI AU, Meutya menyebut seharusnya prajurit bisa melakukan pendekatan yang lebih baik.
“Gunakan pendekatan yang lebih memanusiakan manusia dalam kasus seperti ini. Beri pembinaan, bukan justru malah memacu pelatuk senjata. Saya minta TNI lebih mengedepankan pendekatan humanis kepada rakyat,” ucap Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Kasus penembakan yang dilakukan oknum TNI kepada masyarakat bukanlah kasus pertama kalinya. Prajurit TNI diingatkan untuk merangkul dan memberikan rasa aman bagi rakyat.
“Kita ketahui bersama bahwa salah satu kewajiban TNI adalah dekat dengan rakyat. Jangan karena menggunakan seragam maka bisa bertindak arogan dengan warga sipil,” tegas Meutya. {sumber}