DPP  

Meutya Hafid: Pergantian Kepemimpinan di Partai Golkar Tahun 2024 Berlangsung Lancar dan Damai

Berita GolkarWakil Ketua Umum Fungsi Elektoral II DPP Partai Golkar, Meutya Hafid menyampaikan seuntai kata menyentuh dalam acara ‘Refleksi Akhir Tahun 2024 dan Outlook 2025’. Kegiatan ini sendiri digelar dalam rangka mengevaluasi kiprah Partai Golkar di tahun 2024 yang notabene tahun politik.

“Partai Golkar hari ini ingin melakukan refleksi akhir tahun, momen bagi kita mengevaluasi apa yang sudah berhasil kita capai, apa yang belum dapat kita capai dan akan kita capai di tahun 2025. Sebagai kader dari Partai Golkar tidak hanya untuk Partai Golkar tapi sekali lagi bagi negara,” beber Meutya Hafid di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta pada Selasa (31/12/2024).

Meutya mengingatkan kembali mengenai apa yang sudah terjadi selama tahun 2024 bagi perjalanan politik Partai Golkar. Antara lain melewati Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden 2024 dengan lancar. Selain itu, Partai Golkar juga mencatat, di tahun politik 2024, institusi partai ini mengalami transisi kepemimpinan dari Airlangga Hartarto ke Bahlil Lahadalia.

“2024 tahun yang penuh perjalanan, momen yang penting, kita telah pesta demokrasi besar, Pemilu legislatif, Pemilu presiden, Pilkada serentak. Momen pergantian presiden dan wakil presiden yang berlangsung khidmat dan damai. Di partai Golkar kami juga mencatat pergantian kepemimpinan yang smooth, lancar, damai, hampir tanpa dinamika,” tambah Meutya yang juga menjabat sebagai Menkominfo RI.

Selama menghadapi tahun politik 2024 dan masa transisi kepemimpinan, Meutya bersyukur Partai Golkar senantiasa mengedepankan soliditas. Sebab hanya dengan soliditas lah konstelasi politik Partai Golkar akan terjaga tanpa adanya perpecahan yang berarti.

“Kami syukuri dan mencatat bahwa soliditas menjadi kata benda, kata kerja, sekaligus kata sifat bagi kami sebagai partai kedua terbesar di Indonesia. Soliditas harus terus dijaga, harus terus dirawat, terutama karena soliditas dari Partai Golkar akan mempengaruhi konstelasi soliditas dari perpolitikan nasional,” pungkas Meutya Hafid. {redaksi}