Meutya Hafid Sepakat Calon Panglima Agar TNI Jangan Bertindak Arogan

Berita Golkar – Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid sepakat dengan penekanan Calon panglima TNI Agus untuk menjaga marwah TNI dan tidak bertindak arogan kepada masyarakat di akhir kesimpulan.

Meutya menekankan soal pernyataan Agus yang menyebut prajurit TNI jangan melakukan arogansi. TNI sudah seharusnya menjadi perisai dan pelindung bagi rakyat. Menurutnya poin tersebut sangat penting di samping poin-poin lainnya yang sudah disampaikan Calon Panglima TNI Agus Subiyanto.

“Yang pertama kepada seluruh prajurit TNI tidak sekali-kalinya boleh melakukan tindakan arogansi, tidak menyalahgunakan senjata yang dapat melukai hati dan menyakiti rakyat, dan harus menjadi perisai dan pelindung rakyat karena TNI lahir dan tumbuh dari rakyat dan untuk rakyat,” ujar Meutya dalam RDPU Komisi I DPR RI dengan Calon Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dengan agenda Penyampaian Visi dan Misi Calon Panglima TNI di Nusantara II, Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Di samping itu, pihaknya menilai pemaparan visi dan misi Calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sesuai dengan aturan yang ditentukan yakni antara 20-30 menit, di samping lengkap secara administrasi

“Tidak sampai 30 menit kurang lebih 20 menit calon Panglima tadi memaparkan dan yang terakhir ini khusus ditekankan, saya rasa dari komisi juga menekankan ini. Khususnya kepada seluruh prajurit TNI dan ini menjadi janji calon panglima karena sudah disampaikan di depan komisi I dan di ruang terbuka karena ini rapat terbuka,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Agus Subiyanto menyebut visinya sebagai calon panglima ingin menjadikan TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif (PRIMA).

Adapun Misi yang disampaikan yakni satu, memelihara dan memantapkan profesionalisme TNI sebagai alat pertahanan negara. Kedua, meningkatkan kemampuan perang yang responsif dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis, Ketiga, memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan kepolisian kementerian dan lembaga dan komponen bangsa lainnya.

Keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan kelima, TNI yang adaptif terhadap tuntutan tugas dan spektrum ancaman.

Dirinya menuturkan bahwa untuk dapat melaksanakan tugas pokoknya sebagai pengawal NRI, Penjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa guna mewujudkan PRIMA tersebut, dirinya akan menekankan untuk tidak sekali-kali melakukan tindakan arogansi, tidak menyalahgunakan senjata dan amunisi yang dapat melukai hati serta menyakiti hati rakyat. Dirinya juga menekankan agar TNI harus menjadi perisai dan pelindung rakyat.

Tak hanya itu, dalam uji kepatutan dan kelayakan tersebut Komisi I DPR RI mendalami visi dan misi calon panglima TNI serta menanyakan beberapa isu, di antaranya terkait pengamanan Pemilu 2024, netralitas TNI, dan isu terkait dengan Papua. {sumber}