Daerah  

Miris! Carles Prenky Ungkap Penurunan Harga Komoditas Karet di Gumas Bikin Warga Rela Jual Lahan Ke Perusahaan

Berita Golkar – Mewujudkan masyarakat yang adil makmur dan sejahtera yang merata materiil dan spiritual menjadi salah satu tujuan pembangunan nasional.

Untuk mewujudkan tujuan yang mulia itu pemerintah daerah harus memiliki terobosan-terobosan baru dan kreatif untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu target yang ingin dicapai pemerintah dalam pembangunan yaitu mengentaskan kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran. Kemiskinan dan pengangguran masih terjadi di beberapa daerah salah satunya di daerah Gunung Mas.

Pengangguran erat kaitanya dengan tingkat kebutuhan masyarakat. Ketika kebutuan terpenuhi, maka angka pengangguran akan turun, tingkat kesejahteraan pun akan meningkat.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Carles Prenky mendorong pemerintah daerah untuk melakukan terobosan baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat di Kabupaten Gumas yang memiliki tiga komoditas andalan, kata Carles harus terus didorong agar ketiga andalan itu mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga andalan komoditas di Gumas itu, lanjut Carles karet, rotan dan emas. Bagaimana caranya agar ketiga komoditas andalan itu memang manjadi salah satu tulang punggung pendapatan masyarakat.

Misalnya pemerintah ikut mengawasi harga karet yang cenderung turun. Apabila memungkinkan pemerintah mencarikan pangsa baru untuk karet dengan menggandeng perusahaan-perusahaan besar yang beusaha di bidang karet. Gumas sebagai pemasok karetnya.

“Memang petani kita  dari dulu hingga sekarang itu mengandalkan tiga komuditas andalan seperti karet, rotan dan emas. Pemerintah harus serius dan komitmen memberikan terobosan dengan meningkatkan kesejahteraan seperti mendongkrak harga komuditas itu,” ucap Anggota DPRD Gumas Carles Prenky, Selasa (26/9).

Politisi Golkar ini menuturkan, banyak warga yang rela menjual lahannya karena harga komuditas seperti karet dan rotan dinilai jatuh. Bahkan warga menganggap tidak ada harga lagi. Akhirnya, masyarakat  beralih mencari pekerjaan lain dan lahanya dijual ke perusahan.

“Akibat menjual lahan inilah, masyarakat  menjadi sulit untuk maju dan berkembang. Pemerintah harus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan sampai menjual lahanya lagi,” tuturnya.

Cara lain, kata politisi dari daerah pemilihan (Dapil)  III meliputi empat kecamatan ini pemerintah daerah bisa membuat pabrik dengan mengaktifkan BUMD yang saat ini telah dibentuk.  Dengan demikian warga akan memilih dan menjual hasil perkebunan ke BUMD.

“BUMD juga harus berperan dalam mengembangkan usaha masyarakat, seperti membangun pabrik atau kerja sama dengan perusahan lain dalam  penampungan  hasil kebun seperti rotan, sawit dan yang lain,” tandas dia. {sumber}