Berita Golkar – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11% pada kuartal I-2024 (year on year/YoY).
Banyak pihak mensinyalir bahwa capaian tersebut tak lepas dari momentum penyelenggaraan pesta demokrasi atau Pemilu 2024 yang disusul dengan peningkatan konsumsi Rumah Tangga (RT) saat Ramadan.
Menanggapi isu tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tak hanya hadir saat dua momentum tersebut.
Sebab, menurut Misbakhun, liburan long weekend pun bisa ikut mengakselerasi perputaran ekonomi lantaran meningkatnya konsumsi masyarakat pada waktu tersebut.
“Bahkan masyarakat Indonesia sekarang itu liburan panjang pun itu menjadi salah satu sarana masyarakat untuk melakukan upaya konsumsi. Nah, inilah yang menjadi daya tarik ekonomi Indonesia,” ucapnya, dikutip pada Senin (20/5/2024).
Lebih lanjut Misbakhun optimis apabila ekonomi terus menggeliat dengan tren pertumbuhan yang positif maka maka ekonomi Indonesia akan semakin kuat. Hal ini juga memberikan timbal balik bagi pergerakan UMKM di tanah air.
“Kalau ekonomi terus menggeliat, pertumbuhannya baik tentu saya yakin ke depan ekonomi Indonesia akan semakin kuat. Karena apa? UMKM-nya hidup. Konsumsi itu sebetulnya menghidupkan UMKM, menghidupkan produk-produk yang selama ini menjadi penopang kebutuhan sehari-hari masyarakat. Konsumsi rumah tangga itu kan ada di sana,” jelasnya.
Meskipun begitu, Misbakhun menyinggung upaya pemerintah dalam memperkuat UMKM seperti program-program pembiayaan yang tengah digelontorkan. Ia mengungkapkan bahwa UMKM juga memberikan sumbangsih bagi peningkatan daya beli masyarakat.
“Upaya pemerintah untuk memberikan penguatan kepada UMKM dalam bentuk KUR, subsidi KUR, kemudian fasilitas-fasilitas pembiayaan kredit mikro dan ultra mikro dan sebagainya itu salah satu penopang. Salah satu penopang yang memberikan penguatan terhadap konsumsi. Karena apa? UMKM kita itu salah satu penyerap dan memberikan sumbangsih. Orang mempunyai daya beli,” tuturnya.
Misbakhun mengingatkan bahwa tetap diperlukan sektor produksi untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan jangan sampai terjadi PHK. Menutup pernyataannya, Misbakhun juga mengingatkan bahwa dalam sebuah sistem ekonomi selalu ada sektor yang mengalami kontraksi dan ada juga sektor yang mengalami pertumbuhan. {sumber}