Berita Golkar – Anggota Komisi X DPR RI Muhamad Nur Purnamasidi mengapresiasi Pemerintah Kota Surakarta atas upaya memajukan kebudayaan di daerah. Hal itu melalui revitalisasi 17 lokasi di Surakarta yang merupakan fasilitas tempat berkumpulnya masyarakat.
“Nah ini kita sekarang ini di Bale Kambang, salah satu taman yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Yang ini dimaksudkan untuk tempat berkumpulnya masyarakat Solo, terutama anak muda untuk belajar budaya,” kata Purnamasidi dalam keterangannya usai Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI di Surakarta, Jawa Tengah, dikutip Sabtu (23/3/2024).
Ia menilai, upaya yang dilakukan Pemkot Surakarta tersebut merupakan cara yang elegan dan menarik, dibandingkan dengan memaksa anak muda untuk belajar di tempat seperti sekolah ataupun sanggar.
“Jadi ini salah satu temuan yang menarik menurut saya terkait dengan cara Pemerintah Kota Surakarta, khususnya Mas Wali Kota Gibran Untuk kemajuan kebudayaan yang ada di pemerintahan Surakarta,” ungkap Politisi Fraksi Partai Golkar.
Komisi X DPR RI melaksanakan Kunjungan Kerja Spesifik ke Pemerintah Kota Surakarta. Kegiatan itu dilaksanakan guna memantau langsung bagaimana upaya pemerintah kota Surakarta dalam melindungi budaya bahasa Jawa.
Pasalnya, implementasi UU No. 5 tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan, sampai saat ini masih menemukan berbagai kendala di daerah. Di lain sisi, kemajuan teknologi menyebabkan masuknya berbagai budaya dunia yang masuk ke Indonesia yang berpotensi terkikisnya budaya bangsa.
Lebih lanjut, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan Komisi X DPR RI. Ia mengaku dalam tiga tahun terakhir pemerintah kota Surakarta berfokus pada pembangunan fisik sekaligus merevitalisasi titik titik penting yang berkaitan dengan kebudayaan.
“Karena sekali lagi dengan adanya pembangunan yang masif kita tidak boleh meninggalkan identitas kita sebagai orang Jawa. Makanya kami cetuskan 17 titik prioritas, dan di antaranya banyak sekali tempat Kebudayaan, tempat tempat cagar budaya yang kami revitalisasi yang tujuannya nanti mempunyai impact untuk pariwisata. Kunjungan wisatawan, okupansi hotel dan juga economic growth yang ada di Solo,” jelas Gibran.
Ia berharap ke depannya, pentas budaya seperti wayang orang dan ketoprak tidak lagi tampak jadul seperti dulu sehingga dapat menarik anak anak muda.
“Jadi memanfaatkan teknologi misalnya video mapping atau apapun itu. Jadi karena anak-anak muda, Gen Z, milenial bisa tertarik lagi untuk menyaksikan event-event budaya kita,” tutupnya
Diketahui, 17 titik revitalisasi itu mencakup pembangunan Masjid Raya Syeikh Zayed, Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo, Islamic Center, Shelter Manahan, Museum of Culture of Technology, dan PLTSa Putri Cempo.
Kemudian revitalisasi Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug, Lokananta, Technopark, Pasar Mebel Ngemplak, Pasar Jongke, Pura Mangkunegaran, GOR Indoor Manahan, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, hingga revitalisasi Ngarsopuro dan Koridor Gatot Soebroto. Selain itu ada juga proyek penataan kawasan Kumuh Semanggi. {sumber}