Berita Golkar – Indonesia berdasarkan kesepakatan dengan Pemerintah Arab Saudi, akan memberangkatkan 241 ribu orang atau jamaah calon haji ke Tanah Suci pada 2024 Masehi/1445 Hijriah.
Anggota DPR RI dari fraksi Golkar Dapil Kalimantan Tengah Mukhtarudin menyambut baik hasil kesepakatan tersebut, sembari mendorong Kementerian Agama (Kemenag) mempersiapkan secara matang dan komprehensif keberangkatan jemaah haji dengan jumlah yang cukup besar tersebut.
“Ya, patut diapresiasi, karena jumlah kuota ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia,” tutur Mukhtarudin, Senin 15 Januari 2024.
Adapun kuota haji sebanyak 241.000 itu bertambah 20.000 dari tahun sebelumnya. Jumlah ini terdiri dari 221.720 kuota jemaah haji reguler dan 19.280 kuota jemaah haji khusus. Jumlah kuota ini juga merupakan yang terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.
Pada tahun 2019, Indonesia mendapatkan kuota 231 ribu jemaah. Jumlah ini berkurang menjadi hanya 100.051 jemaah pada tahun 2022 yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Sementara pada penyelenggaraan haji 2023, Indonesia mendapat kuota 229 ribu.
Peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Parlemen Award 2023 ini pun mengatakan pemerintah agar jadikan momentum kepercayaan dari pemerintah Arab ini lebih baik lagi. Baik dari sebelum keberangkatan maupun sampai kembali ke tanah air.
Kendati demikian, Mukharudin bilang panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) agar turut concern dengan besarnya jumlah kuota penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
“Sehingga perlunya kesiapan petugas dan pembimbing jemaah yang terampil utamanya memaksimalkan pelayanan bagi jamaah yang masuk kategori risiko tinggi seperti lansia,” beber Anggota Banggar DPR RI ini.
Untuk itu, Caleg DPR RI paling kompeten dari Dapil Kalimantan Tengah ini berharap adanya kebijakan yang memprioritaskan jamaah lansia untuk berada di antrian terdepan keberangkatan ke Tanah Suci.
Mengingat, lanjut Mukhtarudin, dengan besarnya kuota haji tersebut, maka layanan bagi jamaah lansia ataupun jamaah dengan kategori risti harus dioptimalkan.
“Semoga, dalam pelaksanaan rukun haji nantinya jemaah merasa nyaman dan dapat lebih fokus dan khusyuk, lancar dan sukses tanpa adanya kendala atau masalah berarti sehingga dapat menjadi haji yang mabrur,” pungkas Mukhtarudin. {sumber}