Berita Golkar – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) Mukharudin mendukung langkah Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menerapkan ekonomi hijau atau green economy yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
“Ya, penerapan ekonomi hijau ini diharapkan jadi prioritas utama dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan di masa mendatang,” tandas Mukhtarudin, Kamis, 4 Juli 2024.
Mengingat, Mukhtarudin mengatakan ekonomi hijau akan menjadi peluang yang dapat menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan sektor dan aktivitas sirkular yang inovatif. “Termasuk industri berbasis sumber daya alam hayati berkelanjutan,” beber Mukhtarudin.
Untuk itu, Anggota Komisi VII DPR berharap para pelaku usaha industri diwajibkan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam (SDA) dalam proses industri yang dilakukan. “Artinya, perusahaan harus melakukan proses industri dengan hasil karbon yang rendah,” beber Mukhtarudin.
Mukhtarudin mengatakan ekonomi hijau juga tidak hanya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional semata. Akan tetapi, prioritas ekonomi hijau tersebut, lanjut Mukhtarudin, diharapkan sebagai langkah strategis untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap) dan menuju negara berpendapatan tinggi setara dengan negara maju.
“Semoga ekonomi hijau ini dapat meningkatkan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon,” pungkas Mukhtarudin.
Diketahui, Menteri enteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penerapan ekonomi hijau dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level rata-rata 6,22 persen hingga 2045.
“Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045, mengurangi emisi sebesar 86 juta ton CO2-ekuivalen, dan menciptakan hingga 4,4 juta lapangan kerja,” kata Airlangga secara virtual dalam Green Economy Expo 2024.
Airlangga mengatakan peluang utama dalam pengembangan ekonomi hijau adalah transisi aktivitas ekonomi eksisting, khususnya di sektor energi. “Indonesia diarahkan untuk menerapkan energi baru dan terbarukan seperti energi surya, angin, air atau hidro, dan biomassa,” imbuh Airlangga.
Selain itu, Airlangga mengatakan pengurangan emisi karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan dilakukan melalui kombinasi amonia dan Carbon Capture Storage (CCS).
Kata Airlangga, ekosistem kendaraan listrik (EV) juga menjadi fokus untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. “Ekonomi hijau dan sirkular akan membantu industri di Indonesia untuk berdaya saing pada aspek keberlanjutan,” pungkas Airlangga Hartarto. {sumber}