Berita Golkar – Anggota DPR RI Mukhtarudin mendorong pemerintah menyiapkan stok beras yang akan diperlukan apabila Presiden terpilih 2024-2029 menerapkan program makan siang gratis.
Mengingat, kata politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini bilang untuk merealisasikan program tersebut, dibutuhkan sekitar 6,7 Juta ton beras per tahun.
Artinya, Mukharudin mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) harus berupaya meningkatkan produksi beras dalam negeri agar bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat saat program tersebut dijalankan.
“Jadi, program-program yang berkaitan dengan pangan beras Ini harusnya produksi dalam negeri yang perlu ditingkatkan, bukan melalui kebijakan impor,” tandas Mukhtarudin, Senin 29 April 2024.
Sebab, menurut Mukhtarudin kebijakan penambahan impor beras tersebut dapat merugikan para petani lokal.
“Dengan begitu diharapkan program makan siang gratis menjadi momen bagi para petani dalam negeri untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas beras dalam negeri,” imbuh Mukhtarudin.
Peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Teropong Parlemen Award 2023 ini mengingatkan dalam implementasinya yang tidak boleh mengabaikan food waste atau pemborosan makanan dalam program yang dicanangkan oleh Pemerintahan Prabowo tersebut.
Di mana, lanjut Mukhtarudin, food waste dapat terjadi jika jumlah makanan yang disediakan melebihi kebutuhan masyarakat serta tidak tepat sasaran.
Pasalnya, Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang ancamannya tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi memiliki dampak lingkungan yang serius.
“Makanan dibuang ya tentu menyumbang pada masalah pencernaan lingkungan dan emisi gas rumah kaca dari tempat pembuangan sampah itu sendiri,” beber Mukhtarudin.
Kendati demikian, Mukhtarudin mendorong agar Kementerian Keuangan mempersiapkan anggaran yang sesuai untuk program tersebut, sembari memastikan target dari program tersebut tepat sasaran, yakni ditujukan bagi 82,9 juta anak-anak, termasuk yang masih belum sekolah.
“Karena kebutuhan Gizi yang baik dapat menjadi bekal untuk menciptakan SDM yang baik dan unggul guna menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang,” pungkas Mukhtarudin. {sumber}