Mukhtarudin Tekankan Pentingnya Hilirisasi Sawit Untuk Tingkatkan Perekonomian Rakyat

Berita GolkarSekretaris Fraksi Partai Golkar DPR RI Mukhtarudin mengatakan program hilirisasi kelapa sawit sangat berkontribusi besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat sekaligus bagi pemajuan ekonomi nasional.

Untuk itu, politisi Dapil Kalimantan Tengah ini mendorong pentingnya peran hilirisasi dan diversifikasi produk turunan kelapa sawit demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Harapannya pemerintahan akan datang dapat lebih lagi gencarkan lakukan hilirisasi sektor sawit ini karena dapat memberikan nilai tambah perekonomian yang lebih tinggi,” beber Mukhtarudin, Kamis (10/10/2024), dikutip dari Teropong Senayan.

Mukhtarudin mengaku sektor sawit di Indonesia saat ini telah melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja, juga telah mendorong PDB di sektor perkebunan pada angka yang positif di Triwulan II 2024 di 3.25%, sehingga PDB Indonesia di Triwulan II 2024 bertumbuh positif.

“Artinya, sawit ini merupakan produk unggulan tanah air, karena nilai ekspor sawit ini saja bisa mencapai 30 miliar dolar AS, sehingga dapat menguasai pasar global,” imbuh Mukhtarudin.

Kendati demikian, Mukhtarudin mendorong Kementerian Perindustrian terus mengembangkan diversifikasi produk kelapa sawit di Indonesia guna menghasilkan produk turunan sawit bahan bakar terbarukan (biofuel), hingga material baru ramah lingkungan (biomaterial), pada skala industri berkelanjutan.

“Fraksi Golkar DPR RI mendukung upaya berbagai pihak dalam pengembangan inovasi teknologi industri kelapa sawit, baik di sektor hulu perkebunan sampai dengan sektor hilir di industri pengolahan,” pungkas Mukhtarudin.

Nilai Ekonomi Sawit

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis nilai besaran (magnitude) ekonomi berbasis kelapa sawit, bisa memberikan kontribusi hingga Rp775 triliun pada akhir tahun 2024.

Agus mengatakan angka tersebut didapat berdasarkan data nilai Produk Domestik Bruto (PDB) nasional triwulan II tahun 2024 yang tercatat mencapai Rp5.536 triliun, dengan besaran kontribusi industri pengolahan sawit sebanyak 3,5 persen.

“Artinya, nilai ekonomi sektor sawit pada triwulan II-2024 mencapai Rp193 triliun. Pada akhir tahun 2024 nanti, magnitude ekonomi basis kelapa sawit diperkirakan mencapai Rp775 triliun,” tandas Agus.

Sementara, Agus bilang pengembangan produk hilir minyak sawit diarahkan ke produk yang memiliki produk unggulan, seperti deterjen cair, kosmetik, cat, serta farmasi yang mampu menghasilkan nilai tambah hingga 580 persen.

“Adapun untuk produk hilir berupa biomass kita arahkan pengembangannya ke produk derivatif seperti dimethyl eter (DME) yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG). Selain itu juga produk seperti kapasitor, biokatalis, serta ethanol G-2,” pungkas Agus.

Saat ini produk kelapa sawit telah diekspor ke lebih 160 negara. 58 persen produksi CPO Indonesia diekspor dengan dominasi ekspor produk turunan yang mengindikasikan bahwa keberhasilan kebijakan hilirisasi sawit di tanah air. {}