Berita Golkar – Kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan di Tol Cipularang Km 92 mengundang perhatian serius dari Komisi V DPR RI.
Anggota Komisi V DPR RI, Musa Rajekshah dari Fraksi Partai Golkar, saat mengikuti kunjungan kerja spesifik untuk meninjau langsung lokasi kejadian dan mengidentifikasi penyebab serta solusi atas seringnya kecelakaan terjadi di titik rawan tersebut.
Berdasarkan laporan Polda Jawa Barat dan Polres Purwakarta, insiden ini dipicu oleh truk bernomor polisi B 9440 JIN yang membawa muatan kardus. Truk yang dikemudikan Rouf melaju dari arah Bandung menuju Jakarta, dan diduga telah dimodifikasi secara ilegal, sehingga menyebabkan ketidakstabilan kendaraan, khususnya saat melewati jalan yang menurun dan bergelombang.
Tinjauan langsung di lokasi Musa Rajekshah bersama tim Komisi V didampingi oleh mitra kerja, seperti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Korlantas, Binamarga, Jasamarga, dan stakeholder lainnya. Dalam wawancara langsung di lokasi, Musa mengungkapkan berbagai catatan penting mengenai kondisi jalan dan kendaraan angkutan berat yang menjadi perhatian utama.
“Kita lihat badan jalan di sini memang memerlukan perhatian serius. Ada gelombang pada jalan dan perbedaan ketinggian antara jalan utama dan bahu jalan yang sangat jauh, ini berbahaya,” kata Musa, Rabu (13/11/2024), dikutip dari laman DPR RI.
Ia menambahkan bahwa kecelakaan di wilayah antara Km 90 hingga 100 bukan pertama kali terjadi, melainkan telah berulang selama bertahun-tahun dan kerap merenggut nyawa.
Isu ODOL dan penegakan aturan salah satu isu yang kembali disoroti adalah kendaraan yang mengalami over dimension and overloading (ODOL). Musa menegaskan bahwa meskipun masalah ODOL telah lama menjadi perhatian, penegakan hukumnya masih lemah.
“Undang-Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah jelas mengatur ini, bahkan memberikan sanksi tegas, termasuk pencabutan izin usaha bagi pemilik kendaraan yang melanggar. Kita butuh penerapan hukuman yang lebih tegas agar ada efek jera,” tegas Musa.
Ia juga mencatat bahwa pembangunan jalan tol yang terus bertambah harus diimbangi dengan perhatian pada spesifikasi dan kualitas jalan. “Jalan tol dirancang untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi, sehingga harus benar-benar memenuhi spesifikasi yang aman. Sayangnya, banyak jalan tol yang tidak sesuai standar,” ujarnya.
Kritik terhadap Jasamarga dan Tarif Tol Musa juga menyoroti kebijakan tarif tol yang terus meningkat tanpa diiringi dengan perbaikan fasilitas dan perawatan yang memadai.
“Masyarakat merasa dirugikan dengan tarif tol yang naik, tetapi kondisi jalan tetap tidak memadai. Kita harus mengawasi ini, dan Jasamarga sebagai pengelola harus memastikan bahwa tarif yang dipungut sesuai dengan pelayanan yang diberikan,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan tarif tol, dengan harapan agar setelah mencapai titik impas (break-even point), tarif dapat dikurangi untuk pelayanan masyarakat. Selain itu, perawatan fasilitas seperti rambu dan marka jalan harus selalu dijaga untuk memastikan keamanan pengguna.
Langkah selanjutnya dalam kunjungan ini, Komisi V DPR RI menegaskan akan terus memantau dan menekan berbagai pihak untuk segera menindaklanjuti temuan di lapangan. Musa Rajekshah berharap hasil dari kunjungan kerja spesifik ini dapat memberikan rekomendasi yang efektif guna mencegah kecelakaan serupa di masa depan.
Komitmen Komisi V adalah menjadikan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan sebagai prioritas utama. Ke depan, mereka akan terus menuntut sinergi yang lebih baik antara pemerintah, pengelola jalan tol, dan otoritas lalu lintas untuk memastikan regulasi diterapkan secara ketat dan infrastruktur ditingkatkan sesuai kebutuhan. {}