Berita Golkar – Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Provinsi Bali dipastikan digelar Minggu (13/7/2025). Tempat yang dipilih The Meru, Sanur pagelaran setiap lima tahun sekali itu untuk memilih Ketua DPD Golkar Bali periode 2025-2030.
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Nyoman Sugawa Korry mengatakan persiapan acara secara teknis telah selesai. “Dilaksanakan di The Meru. Persiapan telah klop,” ucap Sugawa dihubungi Jumat (11/7/2025), dikutip dari RadarBali.
Kehadiran Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia belum dapat dipastikan untuk membuka Musda Golkar Bali. Namun, seperti informasi sebelumnya Bahlil berkomitmen untuk selalu menghadiri Musda seluruh provinsi di Indonesia. “Masih dikonfirmasi kehadiran Pak Ketum Bahlil,” katanya.
Diwawancarai terpisah Ketua DPD Golkar Kota Denpasar I Wayan Mariyana Wandhira menyampaikan, pengurus di Kota Denpasar telah siap menghadiri Musda Bali dari jauh-jauh hari.
Sebelumnya, Golkar Denpasar telah melaksanakan sidang pleno untuk persiapan menghadiri Musda Golkar Provinsi Bali. “Kami di Denpasar sudah siap sekali menghadapi musda ini. Artinya jauh hari sebelumnya sudah ada jadwal. Kami sudah melalui proses rapat pleno diperluas sampai ke kecamatan untuk memberitahu bahwa akan laksanakan Musda Golkar Provinsi Bali,” ungkap Wandira saat diwawancarai kemarin (11/7/2025).
Dalam Musda Golkar Bali, DPD Golkar Denpasar mengkritisi sikap Pengurus DPD Golkar Provinsi Bali yang dinilai tidak memberikan ruang lebih luas dalam menentukan sikap apapun. Seperti penentuan calon yang maju dalam pemilihan legislatif dan juga penentuan calon kepala daerah.
”Berikanlah kewenangan pengurus atau ketua DPD kabupaten/kota untuk bisa memberikan ruang seluas-luasnya menentukan dirinya sendiri. Jangan sampai ada campur tangan. Yang tahu medan kan kami bukan provinsi. Provinsi hanya mengakomodir, menginventaris dan memberikan saran. Tidak bisa berikan keputusan intervensi,” jelasnya.
Diharapkan pengurus baru nanti dapat menerima tuntutan mereka untuk memberikan ruang lebih kepada pengurus DPD II kabupaten/kota. Tidak didikte maupun ada intervensi dari pengurus provinsi.
Wandira menuturkan, pengurus DPD kabupaten/kota yang lebih memahami situasi di daerah. Lebih mengenal para kader dibandingkan pengurus provinsi, tapi selama ini menurutnya keputusan ditentukan pengurus DPD Golkar Provinsi.
”Bagaimana dedikasi, keaktifan, dan loyalitas kader-kader Golkar kami lebih tahu. Kami juga diberikan ruang dalam pilkada mau berkoalisi kemana dan mencalonkan siapa kami yang tahu. Tidak harus didikte terus karena kami sudah dewasa,” bebernya.
Lebih dari itu, Golkar adalah salah satu partai tertua di Indonesia, menurut pandangan Wandhira pemikiran dalam berpolitik telah dewasa. Sehingga DPD Kabupaten/kota diberikan ruang lebih, asalkan tidak keluar dari garis partai.
Salah satu hasil penolakan DPD Golkar Denpasar menolak perintah DPD Provinsi Bali, saat Pilwali 2024 Golkar Denpasar membelot tidak mendukung calon Koalisi Indonesia Maju (KIM). Golkar Denpasar memilih keluar dari KIM, untuk mendukung calon yang diusung PDIP.
”Keputusan kami Golkar Denpasar nyeleneh daripada yang lain (Pilwali 2024,red). Karena kami kukuh harus berkoalisi dengan PDIP kalau ingin dapat ruang lebih besar. Di seluruh Bali, Golkar Denpasar yang keluar dari KIM. Kami harus diberikan ruang untuk bisa menentukan sikap dan berikan diri porsi jangan diberikan ke orang lain yang tidak tahu dapur kami,” tandasnya.
Untuk calon ketua DPD Golkar Bali, Wandira telah mengetahui akan ada dua calon yang maju. Incumbent, Nyoman Sugawa Korry dan I Gde Sumarjaya Linggih.
Pria asal Sanur itu belum berani mengungkapkan calon yang akan didukung oleh Golkar Denpasar. Wandira menjawab diplomatis, akan memilih yang mendukung aspirasi mereka supaya DPD Golkar Provinsi Bali tidak mendikte atau intervensi keputusan pengurus kabupaten/kota.
”Ada dua kandidat Pak Sugawa dan Bapak Demer kami nanti melihat yang memberikan ruang tuntutan kami. Kami tidak mau mati konyol dalam hal ini memilih orang belum tahu persis yang diinginkan. Kita lihat nanti kami punya pandangan umum. tertuang dalam visi dan misi mereka,” tandasnya.
Seperti diketahui jelang Musda Bali cukup panas karena ada kandidat yang maju merebut Ketua DPD Golkar Bali. Namun, di sisi lain jadwal Musda juga diundur yang awalnya 23 Mei. Alasannya karena mencocokkan jadwal dengan ketua Umum Bahlil Lahadalia. {}