Napak Tilas di Kemusuk, Firman Soebagyo Serukan Generasi Muda Teladani Semangat Kepahlawanan Pak Harto

Berita GolkarMenjelang peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November, anggota Komisi IV DPR RI sekaligus politisi senior Partai Golkar, Firman Soebagyo, mengikuti kegiatan napak tilas perjuangan Jenderal Besar Soeharto di Dusun Kemusuk, Kelurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) ini diikuti oleh seluruh anggota Komisi IV. Napak tilas dimulai dari Museum HM Soeharto di Kemusuk, hingga keesokan harinya menggelar doa dan tahlil di Makam Presiden Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar.

Firman Soebagyo menilai kegiatan ini bukan hanya merefleksikan perjalanan sejarah, tetapi juga bentuk penghormatan atas perjuangan Pak Soeharto sebagai pejuang kemerdekaan dan bapak pembangunan nasional. Ia mengatakan, momentum napak tilas kali ini terasa istimewa karena menjelang Hari Pahlawan dan rencana penetapan Presiden RI ke-2, H.M. Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional.

“Napak tilas ini mengingatkan kita semua bahwa Pak Harto bukan hanya sosok pemimpin yang membangun bangsa, tetapi juga seorang pejuang sejati yang mempertaruhkan nyawa untuk kemerdekaan Indonesia. Menjelang Hari Pahlawan, kegiatan ini menjadi refleksi betapa layaknya beliau mendapat gelar Pahlawan Nasional,” ujar Firman di sela kegiatan.

Ia menjelaskan, perjalanan Letkol Soeharto dalam merebut kembali Yogyakarta dari penjajah pada 1949 merupakan salah satu catatan penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Dari Dusun Kemusuk inilah, kata Firman, semangat nasionalisme dan cinta tanah air Soeharto mulai tumbuh dan membentuk karakter kepemimpinannya di masa depan.

“Dari Kemusuk kita belajar, bahwa nilai-nilai kepahlawanan bukan hanya soal berperang, tapi juga tentang dedikasi, keberanian, dan ketulusan membangun bangsa. Pak Harto telah membuktikan itu dengan kerja nyata selama hidupnya,” jelasnya.

Firman juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah dan Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya berjiwa besar karena telah membuka jalan bagi penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional. Menurutnya, keputusan tersebut bukan hanya bentuk penghormatan kepada Soeharto sebagai pribadi, tetapi juga pengakuan atas kontribusinya dalam membangun fondasi ekonomi dan stabilitas nasional Indonesia.

“Kami sangat menghargai langkah Pemerintah dan Presiden Prabowo yang dengan kebesaran jiwa mengakui jasa-jasa Soeharto melalui rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional. Ini bukan hanya penghormatan bagi keluarga besar beliau atau Partai Golkar, tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia yang merasakan hasil pembangunan pada masa kepemimpinannya,” tegas Firman.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya napak tilas semacam ini untuk mengedukasi generasi muda agar tidak tercerabut dari akar sejarahnya. Menurut Firman, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan terus meneladani nilai-nilai perjuangan mereka.

“Generasi muda harus tahu, bahwa semangat juang Pak Harto tak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi pelajaran penting untuk masa depan. Disiplin, keberanian, dan nasionalisme beliau harus menjadi inspirasi dalam membangun Indonesia yang mandiri dan berdaulat,” ujarnya.

Firman berharap momentum ini dapat menjadi pengingat kolektif bahwa perjuangan membangun bangsa masih berlanjut, dan setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk meneruskan semangat para pahlawan.

“Menjelang Hari Pahlawan 10 November, mari kita kenang jasa para pejuang dan kita sambut penetapan Pak Harto sebagai Pahlawan Nasional dengan penuh rasa hormat dan kebanggaan. Dari Kemusuk kita belajar, bahwa cinta tanah air dan kerja nyata adalah bentuk kepahlawanan yang sejati,” pungkas Firman Soebagyo.

Leave a Reply