Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Nurdin Halid, mendorong PT Perkebunan Nusantara (PTPN) agar berkomitmen mendukung transformasi industri kelapa sawit nasional melalui penguatan digitalisasi yang berorientasi pada keberlanjutan dan memperhatikan dampak lingkungan.
Menurutnya, transformasi industri sawit harus dijalankan dengan pendekatan yang menyeluruh, tidak hanya soal teknologi dan efisiensi, tetapi juga memperhatikan dampak ekonomi, sosial, serta kelestarian lahan.
“Bagaimana supaya industri yang sekarang sedang kita bangun, tapi dampak kepada lingkungan itu minimal sekali. Kemudian dampak ekonomi, dampak lahan, kemudian dampak sosial, dampak digitalisasi, dan dampak pemasaran. Enam tantangan ini yang kita diskusikan, dicarikan solusi oleh PTPN termasuk pengambil kebijakan dan regulasi,” ujar Nurdin.
Dalam konteks pasar global, Nurdin menyoroti anomali posisi Indonesia sebagai produsen sekaligus eksportir sawit terbesar di dunia, namun tidak berdaulat dalam menentukan harga pasar internasional. Ia menyebut Malaysia sebagai negara yang hingga kini masih lebih dominan dalam menetapkan harga sawit global.
“Misalnya begini kita adalah produsen terbesar di dunia, dan kita juga eksportir terbesar di dunia, tapi yang menentukan harga internasional bukan Indonesia, melainkan Malaysia. Nah ini perlu ada terobosan, sehingga kita menyampaikan hal-hal apa yang menghambat sehingga Indonesia tidak bisa menentukan harga internasional,” tegas politisi Partai Golkar ini.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara badan usaha milik negara (BUMN) dan koperasi dalam memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok sawit global. Menurut Nurdin, peran strategis dua entitas ini harus ditingkatkan guna mempercepat proses digitalisasi, memperkuat tata kelola industri, sekaligus mendorong kedaulatan harga yang selama ini masih menjadi kelemahan Indonesia di mata dunia.
Dengan pendekatan kolaboratif, ia optimistis Indonesia tidak hanya mampu menjadi penghasil utama CPO dunia, tapi juga pemimpin dalam kebijakan harga, inovasi digital, dan keberlanjutan lingkungan di sektor sawit.