Berita Golkar – Nurul Arifin, anggota DPR RI periode 2019-2024 dan terpilih lagi untuk periode 2024-2029, setuju jika nama Raden Dewi Sartika disematkan menjadi pengganti nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
Seperti diberitakan, gagasan penggantian nama bandara ini muncul dalam diskusi “Perempuan memperingati hari perempuan” yang diprakarsai Persatuan Perempuan Dewi Sartika (PPDS) di Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatra, Bandung, belum lama ini
Menurut Nurul yang juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar, sosok Raden Dewi Sartika pada massanya merupakan seorang perempuan aktifis yang berjasa dalam memajukan pendidikan untuk perempuan dan anak-anak.
Nama Dewi Sartika, lanjutnya, menjadi kekuatan pergerakan perempuan Jawa Barat. Oleh karena itu, kata Nurul, sosok Dewi Sartika harus terus dihidupkan dalam sejarah perjuangan.
Sudah selayaknyalah Raden Dewi Sartika di abadikan menjadi nama Bandara Internasional Jawa Barat sebagai bentuk penghargaan tertinggi terhadap jasa jasa beliau semasa hidup nya.
Sebelum Nurul, tokoh Jawa Barat yang Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof Didi Turmudzi juga setuju pergantian nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) menjadi Bandara Internasional Dewi Sartika.
Didi dalam keterangannya mengatakan bahwa dia sangat mengapresiasi gagasan yang disampaikan PPDS untuk menjadikan pahlawan Dewi Sartika menjadi nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
“Upaya awal yang luar biasa di mata Paguyuban Pasundan yaitu usul bandara BIJB menjadi Bandara Dewi Sartika. Ini simbolisme perjuangan seorang ibu melahirkan anak berjasa di tanah air. Oleh karena itu saya dan tiap orang setuju nama yang tepat Dewi Sartika,” katanya.
Nada serupa, sebelumnya disampaikan mantan anggota DPR RI yang juga tokoh perempuan Sunda Ceu Popong. Dia menilai pengusulan pergantian nama Bandara BIJB menjadi Bandara Dewi Sartika sangat tepat dilakukan. “Perjuangan pahlawan nasional tersebut sangat besar untuk mendorong perempuan bersekolah dan mengenyam pendidikan,” katanya.
Menurut Ceu Popong, Dewi Sartika sangat luar biasa dalam memperjuangkan perempuan supaya bisa sekolah. Satu per satu rumah didata supaya orangtua mengizinkan anak perempuan sekolah. “Bangunan sekolah beliau (bangun) dengan jual semua perhiasan,” kata dia.
Ia mengatakan Dewi Sartika membuat perempuan dapat mengakses pendidikan yang kala itu keluar rumah saja tidak diperbolehkan.
Ketua Presidium PPDS Prof Keri Lestari mengatakan upaya mewujudkan gagasan itu akan segera dilakukan secara bertahap yakni mulai dari Pemerintah Kabupaten dan DPRD Majalengka, Pemerintah dan DPRD Provinsi Jawa Barat. Jika semua bisa menerima maka akan dilanjutkan menyampaikan usulan itu kepada presiden RI.
Keri menambahkan desakan para tokoh agar segera merealisasikan usulan nama itu menjadi motivasi dirinya dan anggota PPDS untuk segera merealisasikan gagasan tersebut. {sumber}