DPP  

Pagelaran Wayang Kulit Meriahkan HUT ke-61 Partai Golkar, Bahlil Lahadalia: Budaya adalah Pengikat Persatuan

Berita GolkarDalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Partai Golkar, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar menggelar Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon “Semar Mbangun Kahyangan” di halaman rumah besar DPP Partai Golkar, Jakarta, yang malam itu dipadati ribuan masyarakat.

Pagelaran tersebut menghadirkan dalang kondang Ki Cahyo Kuntadi, didampingi sinden Niken Salindri dan seniman populer seperti Cak Percil, Proborini, dan Cak Slentem, yang membuat suasana acara semakin meriah.

Tidak hanya menyajikan pertunjukan budaya, Partai Golkar juga menyiapkan beragam doorprize bagi penonton yang hadir langsung, mulai dari TV LED, iPad, magic com, hingga berbagai hadiah lainnya sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat yang turut memeriahkan rangkaian HUT ke-61 partai berlambang pohon beringin itu.

Dalam pidatonya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pagelaran wayang kulit bukan hiburan semata, lebih dari itu, wayang juga sarat dengan nilai-nilai kebijaksanaan dan filosofi kehidupan. Ia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara budaya tersebut di rumah besar perjuangan Partai Golkar.

“Hadirin yang saya muliakan, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini. Ini bukan sekadar halaman kantor, tetapi rumah perjuangan Partai Golkar bersama rakyat Indonesia,” kata Bahlil.

Bahlil yang juga menjabat Menteri ESDM ini turut menuturkan bahwa wayang telah diakui dunia sebagai karya budaya adiluhung bangsa Indonesia. Menurutnya, seni wayang mengajarkan keluhuran budi, ketelitian, dan keseimbangan yang menjadi dasar kuat pembentukan karakter masyarakat.

“Wayang memiliki kehalusan seni yang luar biasa. Saya yang berasal dari Papua awalnya tidak memahami wayang secara kaffah, tetapi setelah mempelajari dan melihat langsung prosesnya, apalagi istri saya orang Jawa, saya baru benar-benar mengerti bahwa wayang tidak hanya seni gerak. Ada seni pahat, seni suara, seni tutur, dan seni olah mengolah,” ujarnya disambut tawa hadirin.

Bahlil lantas menceritakan bahwa Partai Golkar memiliki sejarah panjang dengan dunia pedalangan. Wayang, menurutnya, pernah menjadi salah satu media komunikasi politik dan sosial yang sangat kuat di era pemerintahan Presiden Soeharto.

“Di masa keemasan Golkar selama 32 tahun di bawah kepemimpinan Pak Harto, wayang menjadi instrumen komunikasi strategis antara pemerintah, partai, dan masyarakat. Banyak program pembangunan, seperti program KB, disosialisasikan melalui pertunjukan wayang karena lebih mudah diterima rakyat,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa tradisi positif itulah yang kini ingin dihidupkan kembali. Menurut Bahlil, perjalanan panjang Partai Golkar sebagai salah satu pilar politik bangsa tidak dapat dilepaskan dari kedekatannya dengan budaya rakyat.

Sejak awal berdirinya, Golkar tumbuh bersama denyut kehidupan masyarakat di berbagai daerah; dari sabang sampai merauke, dari kampung-kampung kecil hingga kota besar. Budaya lokal, termasuk seni pertunjukan seperti wayang kulit, menjadi medium yang mempertemukan nilai-nilai partai dengan aspirasi masyarakat.

“Kita tidak sekadar mengulang sejarah. Kita ingin merawat warisan baik dari para senior, melanjutkannya, dan mewariskannya kepada generasi baru Partai Golkar. Budaya adalah pengikat persatuan, dan Golkar ingin tetap berada di tengah-tengah masyarakat melalui pendekatan yang berakar pada kearifan lokal,” tegas Bahlil.

Lebih jauh, Bahlil menjelaskan bahwa lakon “Semar Mbangun Kahyangan” dipilih bukan tanpa alasan. Lakon tersebut menggambarkan peran tokoh Semar dalam membangun kembali tatanan kahyangan melalui kebijaksanaan, kesederhanaan, dan keteguhan moral.

“Lakon ini mengajarkan bahwa untuk membangun sebuah tatanan yang baik, diperlukan kearifan, kesabaran, dan keberanian moral. Nilai-nilai seperti inilah yang harus menjadi pegangan kita, khususnya di tengah kondisi sekarang,” ungkapnya.

Acara pagelaran wayang ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh partai, antara lain Sekretaris Jenderal M. Sarmuji, Bendahara Umum Sari Yuliati, Ketua Penyelenggara Muhidin M. Said, Ketua Umum Depinas SOKSI Misbakhun, Menteri P2MI Mukhtarudin, Wamen P2MI Christina Aryani, serta para anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI.

Antusiasme masyarakat terlihat dari kehadiran lebih dari 2.500 orang, baik undangan maupun masyarakat umum yang memadati area sekretariat DPP Partai Golkar.

Pagelaran budaya ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan Partai Golkar dalam memperingati HUT ke-61, sekaligus menegaskan komitmen partai untuk merawat kebudayaan nasional, memperkuat jalinan dengan masyarakat, dan membangun harmonisasi di tengah dinamika politik dan sosial bangsa.

Dengan semangat pelestarian budaya dan nilai-nilai kebangsaan, Partai Golkar berharap pagelaran wayang kulit kali ini menjadi momentum memperkuat jati diri bangsa, memupuk persatuan, serta menginspirasi generasi muda untuk mencintai warisan budaya Indonesia.

Leave a Reply