DPD 1  

Partai Golkar Bali Ikut Atasi Banjir Denpasar, Distribusi Bantuan Sesuai Kebutuhan Warga

Berita Golkar – Banjir besar yang melanda sejumlah titik di Denpasar, menyisakan cerita tentang kelemahan tata kelola bantuan. Karena ada sembako yang tidak selalu terpakai akibat ketiadaan dapur umum, Partai Golkar Bali bersama AMPI Bali, Sabtu (13/9/2025) turun dengan pola distribusi menyesuaikan bantuan dengan kebutuhan masing-masing posko, bahkan hingga rumah ke rumah.

Ketua DPD Partai Golkar Bali, Gde Sumarjaya Linggih (Demer), memimpin penyaluran bantuan bersama jajaran pengurus. Hadir Sekretaris DPD, I Dewa Gede Dwi Mahayana Putra Nida (Wiwin); Ketua AMPI Bali cum Wakabid Pariwisata dan Ekonomi Golkar Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih; Wakabid PP Korwil Tengah sekaligus Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka; Wakabid Kerohanian dan Sosial, Ida Bagus Udiyana; dan Ketua KPPG Golkar Bali, Gek Rani.

Bantuan yang disalurkan meliputi ratusan paket sembako, kasur, selimut, pakaian layak pakai, susu formula, vitamin untuk ibu menyusui, peralatan masak, hingga nasi bungkus untuk kebutuhan darurat. Golkar Bali juga menyalurkan bantuan uang tunai yang dapat dipakai warga sesuai kebutuhan mereka.

Bantuan memang tidak disamaratakan; setiap posko menerima jenis bantuan berbeda sesuai situasi, termasuk pembersihan lingkungan hingga pemenuhan kebutuhan air bersih.

Menurut Demer, pola distribusi semacam ini penting agar bantuan tidak berhenti pada simbolis. Dia menyebut skuatnya bukan hanya serah-terima di satu titik, tapi memastikan distribusi dilakukan langsung, bahkan rumah ke rumah, supaya terasa nyata kehadiran partai.

“Bantuan pun berbeda sesuai kondisi di tiap posko, bukan dipukul rata. Itu cara paling tepat agar warga betul-betul merasakan manfaatnya,” tegas anggota DPR RI itu.

Wiwin menimpali, bencana ini membuka pelajaran penting mengenai distribusi bantuan. Dia mengakui solidaritas masyarakat luar biasa, banyak orang baik mengirim sembako. Tapi di lapangan, ada posko yang bingung memanfaatkannya karena tidak ada dapur umum. Sebab, yang dibutuhkan justru kompor, peralatan MCK, atau pakaian sekolah anak.

“Makanya kami berusaha menyesuaikan bantuan sesuai kondisi tiap titik. Ke depan, lebih baik ada posko pusat distribusi agar bantuan bisa dialirkan sesuai permintaan kebutuhan, bukan menumpuk tanpa guna,” ungkapnya.

Dari sisi ekonomi, Pratiksa “Ajus” Linggih menekankan dampak banjir pada UMKM, terutama pedagang kecil di Pasar Badung dan pasar tradisional lainnya. Para pedagang kehilangan tempat berjualan, padahal itulah sumber penghidupan keluarga. Dia mengingatkan pemerintah harus segera menyiapkan lokasi darurat, agar UMKM bisa bergerak kembali.

Kalau ekonomi rakyat berhenti terlalu lama, dampaknya jauh lebih berat dari sekadar kerugian banjir,” kata Ketua Komisi II DPRD Bali tersebut.

Keluhan warga pun tidak berhenti pada soal sembako. Di kawasan Gunung Kawi dan Pasar Senggol Kumbasari, sampah pascabanjir masih menggunung di jalan dan gang sempit. Jika tidak segera diangkut, warga khawatir tumpukan sampah itu menjadi sumber penyakit. Selain itu, akses air bersih juga masih terganggu akibat jaringan PDAM terputus.

Demer menambahkan, Golkar Bali melihat bencana tidak berhenti pada air yang surut, melainkan pada pemulihan kehidupan warga. Bantuan yang dibawa hanyalah bagian kecil dari tanggung jawab besar negara.

“Yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini adalah kepastian; bisa hidup sehat, bisa bekerja lagi, dan tidak merasa sendirian menghadapi bencana,” cetusnya menandaskan, dikutip dari PosMerdeka. {}