Berita Golkar – Partai Golkar menolak rencana KPU mengelar debat Pilgub Bali tanpa dihadiri penonton atau pendukung paslon. Golkar tetap ingin ada penonton dalam debat.
“Kita sarankan dengan tetap menghadirkan penonton,” kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Golkar Bali Komang Suarsana, Rabu (5/6).
Suarsana menilai debat tanpa penonton terkesan acara digelar secara tertutup, menandakan debat hanya sebuah formalitas.
“Untuk menyaksikan secara langsung secara fisik, sama dengan debat di televisi tetap ada yang menyaksikan sehingga tidak ada kesan acara itu tertutup atau hanya di-setting untuk kebutuhan seolah-olah semuanya berjalan lancar,” katanya.
Suarsana menilai kehadiran penonton dalam debat penting. Kehadiran penonton atau pendukung mewakili partai politik sekaligus masyarakat. Masyarakat dinilai perlu secara fisik melihat situasi debat dan kemampuan paslon menyampaikan dan mengkritik gagasan lawan.
“Artinya masyarakat perlu melihat secara langsung (paslon menyampaikan) ide, gagasan, cara penyampaian dan menjawab pertanyaan dan bagaimana berdebat berlangsung dan seterusnya. Karena yang memilih mereka itu adalah masyarakat. Sehingga tidak ada kesan seolah-olah debat hanya produk tontonan yang bisa ditonton masyarakat di layar,” sambungnya.
Di sisi lain, Suarsana sependapat dengan rencana KPU mengelar debat dengan duduk bersila di wantilan atau ruang pertemuan.
“Boleh lah itu sebagai adaptasi dari sebuah tradisi komunikasi dan demokrasi yang terjadi di Bali. Jadi itu konsepnya duduk di dalam pertemuan di banjar Desa. Nanti para kandidat menghantarkan visi misi dan kemudian penonton yang hadir menyaksikan debat,” katanya.
Dia meminta debat duduk bersila ini dihadiri penonton. KPU bisa membuat tata tertib tentang kehadiran penonton agar proses debat tidak terganggu.
“Untuk konsep berembuk ala Desa adat pada prinsipnya golkar sependapat cuma KPU sebagai penyelenggara harus membuat tata tertib yang cukup ketat sehingga kehadiran penonton tidak menganggu jalan debat,” katanya. {sumber}