Berita Golkar – Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar menginstruksikan seluruh calon legislatif (caleg) menyertakan gambar pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada setiap alat peraga kampanye, seperti baliho atau banner.
“Saat masa kampanye nanti, baliho caleg juga harus ada gambar Prabowo-Gibran,” ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Maman Abdurahman di sela “Workshop Bappilu Golkar se-Jawa Timur” di Surabaya, Sabtu.
Berdasarkan jadwal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), masa kampanye Pemilu, baik Pileg maupun Pilpres 2024 dimulai pada 28 November 2023 dan berakhir pada 10 Februari 2024.
Pada kesempatan tersebut, anggota DPR RI itu juga menyampaikan bahwa dalam pesta demokrasi kali ini memiliki dua target, yaitu sukses di Pemilihan Legislatif serta Pemilihan Presiden.
Salah satu caranya, kata Maman, yaitu memanfaatkan infrastruktur dan kekuatan pengurus mulai tingkat DPD provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai desa atau kelurahan. “Dalam kampanye, seluruh kader yang maju caleg wajib mengampanyekan Golkar, maupun mengajak masyarakat bersama-sama memenangkan Prabowo-Gibran,” ucapnya.
Maman juga menyampaikan bahwa berdasarkan beberapa hasil survei pada tiga bulan lalu, basis Golkar yang mendukung Prabowo-Gibran 35 persen hingga 40 persen. “Namun, sesuai survei terbaru sekarang, angkanya sudah naik 50 persen hingga 55 persen. Ini bukti konsolidasi Golkar di Jatim memberikan efek positif,” kata dia.
Sementara itu, Ketua DPD I Partai Golkar Jatim Muhammad Sarmuji mengaku telah memiliki program-program untuk memenangkan Pemilu maupun Pilpres di wilayah setempat.
Khusus untuk Pemilihan Legislatif, lanjut dia, sudah dilakukan bedah daerah pemilihan (dapil) melalui empat variabel, yaitu data perolehan suara 2019, hasil survei, peta politik terbaru serta kekuatan para caleg. “Artinya, kami sudah menentukan di mana saja kursi yang akan bertambah. Kami sudah fokus dan siap,” tutur Cak Sar, sapaan akrabnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI tersebut juga mengingatkan kepada para caleg, yakni menghindari “kanibalisme politik” internal atau tidak memasuki basis dari caleg tertentu. “Tapi caleg harus buat dan tambah basis yang baru. Saya juga sudah sering berkomunikasi dengan para caleg agar tidak saling bertabrakan di dapilnya,” kata dia. {sumber}