DPD II  

Partai Golkar Surabaya Kibarkan Semangat Kemerdekaan, Kritik Simbol Asing

Berita Golkar – Menyambut Hari Ulang Tahun ke-80, Kemerdekaan Republik Indonesia, berbagai tempat mulai dihiasi ornamen bernuansa merah putih. Tak terkecuali, Kantor DPD Partai Golkar, Kota Surabaya, yang turut memeriahkan bulan kemerdekaan dengan memasang atribut bendera dan ornamen merah putih di kawasan Jalan Adityawarman.

Ketua DPD Partai Golkar Surabaya, Arif Fathoni, menegaskan, bahwa pemasangan ornamen tersebut bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan bentuk nyata rasa syukur dan penghormatan atas jasa para pahlawan bangsa.

“Bulan Agustus adalah bulan yang sakral bagi bangsa Indonesia. Ini bulan ketika kita lepas dari kolonialisme asing setelah perjuangan yang begitu panjang dan berdarah-darah. Para pendahulu kita mengorbankan nyawa, tenaga, dan air mata untuk kemerdekaan ini,” kata Fathoni, Minggu (3/8/2025), dikutip dari RRI.

Ia menambahkan, semarak bendera Merah Putih serta atribut kemerdekaan lainnya merupakan simbol bahwa bangsa Indonesia masih menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan dan kedaulatan. “Pemasangan bendera Merah Putih merupakan ungkapan rasa syukur kita karena kita telah menjadi negara yang berdaulat. Ini juga pesan tegas bahwa bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan,” ucap Wakil Ketua, DPRD Surabaya, tersebut.

Namun di tengah semangat nasionalisme itu, Fathoni juga menyoroti fenomena memprihatinkan terkait pengibaran bendera non nasional di ruang publik, seperti bendera bajak laut bertema One Piece, yang belakangan dikibarkan menggantikan bendera Merah Putih di beberapa tempat.

“Itu jelas memilukan. Kesadaran berbangsa seolah memudar. Kreativitas di negara demokratis memang sah-sah saja, tapi jangan sampai merongrong kewibawaan simbol-simbol negara. Merah Putih adalah identitas dan kehormatan kita sebagai bangsa,” katanya.

Fathoni pun mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memaknai bulan kemerdekaan secara lebih mendalam serta menjaga semangat nasionalisme agar tetap tumbuh di tengah era modern. “Kalau kantor partai saja bisa pasang ornamen lengkap, apalagi rumah-rumah warga. Ini bukan soal dekorasi semata, tapi soal penghormatan terhadap sejarah dan semangat untuk menjaga masa depan bangsa,” ujarnya. {}