DPP  

Partai Golkar Tetap Berjaya di Tanah Papua

Berita Golkar – Papua tak pernah memberikan kepercayaan dengan setengah hati. Ketika ia memilih, ia memilih dengan segenap jiwa. Dan pada 6 Agustus 2025, dalam Pemungutan Suara Ulang Pilgub Papua yang penuh makna, rakyat kembali membuktikan karakternya yang teguh.

Dari hasil quick count internal Partai Golkar yang telah mencapai 100 persen, pasangan Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen meraih kemenangan dengan perolehan 57,52 persen suara.

Angka-angka itu bukan sekadar statistik politik. Di baliknya, mengalir harapan yang telah lama menggantung. Aspirasi yang tak ingin lagi ditunda. Kepercayaan yang perlahan tumbuh kembali terhadap janji-janji pembangunan. Ini adalah suara rakyat yang menuntut perubahan—bukan sekadar slogan, tapi tindakan yang nyata.

Tidak ada yang kebetulan, insya Allah kemenangan Matius Fakhiri dan Aryoko pada PSU Pilgub PAPUA adalah takdir yang indah, kemenangan ini adalah hadiah ulang tahun ke-49 Ketua Umum Partai Golkar, BAHLIL LAHADALIA.

Seorang putra dari Timur Indonesia yang hari ini memimpin partai besar ini dengan visi yang membumi dan pendekatan yang menyentuh langsung denyut kehidupan masyarakat. Kemenangan di Papua menjadi hadiah politik yang tak ternilai, bukan karena diminta, tapi karena diperjuangkan dengan kerja keras, konsistensi, dan keberpihakan yang tak henti.

Saya menyaksikan langsung bagaimana Ketua Umum tidak sekadar memberi arahan dari balik meja di Jakarta. Ia turun ke lapangan, memastikan Papua mendapat tempat yang semestinya dalam peta besar perjuangan partai.

Kehadirannya bukan formalitas, tapi bukti bahwa setiap daerah, termasuk Papua, adalah bagian utuh dari semangat kolektif Golkar. Semua perangkat partai digerakkan dalam satu irama: merebut kembali kepercayaan rakyat dengan ketulusan.

Sebagai putra Papua, saya memahami betul apa yang dipertaruhkan dalam kontestasi ini. Tidak ada yang lebih memilukan daripada melihat partai yang kini dipimpin oleh anak bangsa dari Timur justru kehilangan pijakan di tanah leluhurnya sendiri. Tapi Papua tidak mengecewakan. Ia menjawab dengan suara. Ia menjawab dengan kemenangan.

Kemenangan ini bukan milik pasangan calon semata. Bukan milik elite. Bukan hasil manuver politik belaka. Ini adalah kemenangan rakyat Papua. Rakyat yang ingin suara mereka dihormati, bukan dipolitisasi.

Rakyat yang ingin ditemani dalam pembangunan, bukan diarahkan dari kejauhan yang kerap abai terhadap konteks sosial dan budaya mereka. Dan Partai Golkar, dalam momentum ini, kembali menjadi wadah tempat harapan itu dititipkan.

Tentu saja kami menanti hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum. Tapi arah sudah terbaca. Rakyat telah bicara. Dan saya bersaksi, dukungan itu datang dari lubuk hati rakyat yang tak ingin Papua terus tertinggal, terus menjadi catatan kaki dalam sejarah pembangunan nasional.

Namun ini bukan akhir. Ini justru awal dari sebuah babak baru. Babak yang menuntut pembuktian, ketulusan, dan kerja tak kenal lelah. Rakyat telah memberi amanah. Tugas kita kini adalah menjaga agar amanah itu tidak dikhianati oleh kelalaian atau kepentingan sesaat.

Hari ini, Papua telah bersuara. Tugas kita bukan hanya mendengarkan, tetapi membuktikan bahwa suara itu layak dijawab dengan ketulusan, kerja nyata, dan keberpihakan yang tak goyah. {}

Oleh: Ali Mochtar Ngabalin, Ketua DPP Partai Golkar Bidang Politik Luar Negeri dan Hubungan Internasional