Berita Golkar – Komisi IV DPR RI memberikan apresiasi terhadap Persemaian Mentawir yang merupakan pemasok bibit tanaman untuk kawasan IKN. Persemaian Mentawir berada di atas lahan 16 ha yang dibangun oleh anak bangsa atas kolaborasi lintas Kementerian dan Lembaga serta dukungan dari pihak swasta.
“Saya selaku pimpinan rombongan memberikan apresiasi yang sangat luar biasa dan saya surprise dengan adanya persemaian mentawir ini. Saya lihat tadi dari prestasi Bu Dirjen sangat luar biasa karena ini ada kolaborasi lintas Kementerian/Lembaga yang ternyata kita itu bisa mampu!” kata Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo dalam Kunjungan Kerja Reses saat meninjau langsung Persemaian Mentawir yang berlokasi di Kecaatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (13/12/2023).
Persemaian Mentawir dikelola oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Ditjen PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Fasilitas ini didirikan dalam rangka mewujudkan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai Forest City, mengembalikan hutan monokultur menjadi tropical rain forest, serta mendukung rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di Kalimantan Timur. Firman berharap proyek ini tak terhenti hanya untuk persiapan IKN saja dan juga bisa dibangun di banyak tempat.
“Harapan kami ke depan adalah program-program atau proyek-proyek seperti ini tidak hanya untuk persiapan karena IKN saja. Kalau setiap provinsi itu ada komitmen dari negara untuk dibangun seperti ini, untuk pelestarian lingkungan, ini akan dahsyat,” ungkapnya.
Secara spesifik, Politisi Fraksi Partai Golkar ini juga memberikan apresiasi terhadap sistem pengairan dan berbagai teknologi yang digunakan di lokasi ini. Untuk memenuhi kebutuhan air baku, Persemaian Mentawir memiliki embung seluas 7,28 ha yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan umum. Mendukung pengelolaan dan sirkulasi air yang baik, embung yang ada juga dilengkapi water spillway, fasilitas ultrafiltrasi dan water intake.
“Konsepnya sudah sangat bagus, terintegrasi. Konsep pengairannya tadi ada embung kemudian pompanisasi untuk kemudian ada banyak menggunakan teknologi-teknologi modern. Ternyata kita bisa melakukan pembenihan tanaman-tanaman berbagai aneka ragam dan ini ternyata juga mampu dikerjakan oleh anak bangsa kita sendiri,” ungkapnya.
Senada dengan Firman, Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono juga memberikan apresiasi bagi persemaian terbesar yang dibangun oleh KLHK itu. Ia berharap Persemaian Mentawir tak sekadar dapat memasok kebutuhan bibit pohon untuk merealisasikan konsep IKN yang merupakan Green Forest City tapi juga menggerakan masyarakat untuk melakukan penghijauan.
“Kita melihat ada sebuah persemaian yang dibangun oleh pemerintah yang jauh lebih besar daripada (persemaian) Rumpin. (Persemaian) Rumpin di Bogor itu kan sebelumnya yang terbesar di seluruh Indonesia, nah ini dua kali lipatnya. Mudah-mudahan bukan hanya nanti menyuplai kebutuhan kawasan IKN tapi juga mendorong rakyat di sekitarnya juga untuk melakukan gerakan penghijauan dengan menanam pohon,” kata Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut.
Lebih jauh, Ono mengatakan bahwa hutan Indonesia terutama Kalimantan selalu mendapatkan sorotan dari berbagai pihak termasuk dunia internasional. Untuk itu, ia pun berharap fasilitas serupa dapat dibangun di tempat lain di Kalimantan serta tempat-tempat lain di Indonesia.
“Bagaimana kebijakan kehutanan pemerintah Indonesia sehingga bisa mendorong (Persemaian) Mentawir ini untuk untuk menjadi pilot (project) untuk bisa dilakukan di provinsi-provinsi lain misalnya Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, lalu misalnya di Sumatera, di Sulawesi itu juga seyogyanya dibangun pusat pembibitan yang setara dengan (Persemaian) Mentawir ini,” tutupnya
Pada tahun 2023, Persemaian Mentawir telah memproduksi 3,84 juta bibit dari 4 juta batang bibit yang ditargetkan. Adapun beberapa jenis tanaman yang dihasilkan adalah kayu-kayuan (meranti, nyatoh, gaharu, dll), tanaman multiguna atau MPTS (nangka, durian, jambu-jambuan, dll) serta tanaman estetika (tabebuya, pucuk merah, ketapang kencana, dll). {sumber}