Berita Golkar – Seperti di medan Kurukshetra, Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Provinsi Bali pun tak luput dari dinamika dan tensi perebutan kepemimpinan. Namun Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji menolak melihat Musda sebagai arena pertempuran tanpa makna. Dalam pidato sambutannya Sabtu (13/7/2025) sore, ia mengajak kader Golkar Bali merenung lewat kisah Mahabharata.
Musda XI yang semulai menjadi arena pertempuran head to head antara I Nyoman Sugawa Korry (petahana) dengan Gede Sumarjaya Linggih (anggota DPR RI) memperebutkan kursi Ketua DPD Partai Golkar Bali 2025-2030, tidak sampai terjadi.
Sarmuji menyitir adegan getir ketika Arjuna meletakkan busurnya, enggan memanah karena lawannya adalah saudara sendiri. “Sebelum busur Arjuna direntangkan, sebelum anak panah Pasopati dilepaskan, mari kita jaga supaya perang itu tidak terjadi,” ucapnya, dikutip dari NusaBali.
Suasana mendadak khidmat. Baginya, Musda bukan ajang memanah kawan separtai, melainkan musyawarah untuk menambang gagasan. “Yang terjadi bukan Pandawa melawan Kurawa. Ini adalah negosiasi di antara saudara sendiri,” katanya.
Pesannya jelas: Golkar Bali mesti menolak perang saudara. Sarmuji menegaskan bahwa perbedaan pendapat itu lumrah, bahkan sehat. Namun, konflik yang tak terkendali hanya akan menghasilkan luka. Ia mengingatkan bahwa konsolidasi dan soliditas menjadi syarat mutlak bagi Partai Golkar menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks dan kompetitif.
“Kita hidup di dunia yang makin terhubung, makin cepat berubah. Kalau kita tidak solid, tak ada satupun program yang bisa berjalan baik,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Sarmuji juga menyampaikan salam Ketua Umum Bahlil Lahadalia yang berhalangan hadir lantaran baru tiba dari Brasil. Bahlil diwakilinya untuk menitipkan pesan persatuan pada kader Golkar Bali.
Ia tak lupa memuji kepemimpinan Ketua DPD Partai Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry yang memilih tak maju lagi. Sarmuji bahkan menyiratkan keinginan partai untuk tetap memakai tenaga Sugawa di struktur pusat. “Pak Sugawa Korry kita butuhkan di DPP. Beliau memahami medan daerah dengan baik,” ujar Sarmuji.
Pidatonya juga diwarnai sindiran halus untuk mereka yang ingin membawa Musda ke jalur keras. Ia mengajak seluruh kader Golkar Bali menanam semangat persatuan seperti menanam pohon yang hasilnya tak bisa langsung dinikmati, tetapi akan tumbuh subur bila dirawat konsisten.
“Perbedaan biasa saja. Musda Bali ini termasuk yang paling ramai di media sosial, tapi Insya Allah kita bisa akhiri dengan cara yang indah,” katanya, optimistis.
Dengan mundurnya Sugawa Korry, maka Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menjadi calon tunggal Ketua DPD Partai Golkar Bali 2025-2030. Musda XI Partai Golkar Bali diharapkan tak hanya melahirkan kepengurusan baru, tapi juga menegaskan Golkar sebagai rumah besar yang sanggup merangkul semua elemen demi kejayaan partai di Pulau Dewata. {}