Berita Golkar – Politikus senior Kota Solo, Kus Rahardjo merayakan ulang tahunnya yang ke-81 pada Sabtu (7/12/2024). Pada momen istimewa tersebut, Kus Rahardjo menggelar tasyakuran di kediamannya pada Sabtu malam. Puluhan kerabat, saudara, dan kolega, hadir meramaikan acara tersebut.
Saat berbincang dengan awak media, sesepuh Partai Golkar Solo itu menceritakan perjalanan hidupnya yang lahir di Solo pada 7 Desember 1943. Menurut dia, saat itu di Solo ada dua ideologi kuat yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).
“Saya itu lahir Solo, yang seumuran saya pasti kalau tidak PKI ya PNI. Karena Wali Kota saat itu [saat Kus muda] PKI. Kalau saya Sentana Dalem Keraton Surakarta ya pasti PNI. Benturan saat itu antara PKI dan PNI. Jadi andai kata kemarin saya bukan kerabat Keraton, ya saya pasti PKI, karena Wali Kota-nya PKI kok,” ujar dia, dikutip dari Solopos.
Kus menceritakan dirinya mulai bersinggungan dengan politik sejak masih duduk di bangku kelas IV Sekolah Rakyat (SR). Hingga beranjak dewasa, banyak dinamika dan pergerakan politik yang dia ikuti. Termasuk pulang pergi Solo-Jakarta.
Kus sempat bekerja di perusahaan media ketika masih muda. “Tahun 1966 saya pulang ke Solo, lalu dididik agar menjadi wartawan. Yang mengajak saya Erlangga Surowiyono, korannya saat itu berita ekonomi. Kemudian saya dikenalkan Mingguan Andika 1867-1968. Pemred-nya ketika itu pegawai penerangan,” urai dia.
Tidak lama di Solo, Kus kembali berangkat ke Jakarta. Ketika itu dia diminta untuk masuk ke Partai Golkar. Hingga akhirnya dia masuk ke partai berlambang pohon beringin itu hingga sekarang. “Saya orang Solo, tapi waktu itu saya Golkar Sukoharjo. Setelah itu saya kembali ke Solo menjadi ketua kecamatan, dan jadi anggota DPRD,” terang dia.
Pengalaman menggeluti politik sejak masih bocah menjadi bekal Kus berkiprah di struktural Partai Golkar. Jiwa nasionalisnya begitu kuat karena telah berinteraksi dengan PNI sejak kecil. “Saya sejak kelas IV Sekolah Rakyat sudah kenal politik. Sejak saat itu dan perjalanan hidup saya, saya digembleng jadi nasionalis,” kata dia.
Di usianya yang semakin senja, Kus berharap para penerusnya bisa betul-betul menjaga Partai Golkar. “Yang penting penerus saya harus betul-betul menjaga Golkar sebagai partai yang mandiri, yang punya kekuatan ideologi Pancasila dan UUD 1945. Malam ini gambar Bung Karno dan Pak Harto saya pajang dalam acara saya,” ujar dia.
Menurut Kus, seorang pemimpin harus bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan wilayah. “Yang namanya pemimpin harus bisa menyejahterakan rakyat, tidak korupsi dan lain-lain yang menyenangkan rakyat. Pertanyaannya apakah pemimpin itu mampu? Makanya semua harus mengontrol, semua elemen masyarakat,” tegas dia. {}