Berita Golkar – Pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2025 di Hotel Pullman, Jakarta, pada 15 September 2025 menghadirkan suasana berbeda. Acara yang biasanya diawali dengan laporan kegiatan dan sambutan, kali ini dibuka dengan pembacaan puisi oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, M. Sarmuji.
Sarmuji membacakan puisi karyanya berjudul Surat Rakyat Jelata secara monologue recording, yang diiringi dengan pertunjukan sandpainting atau seni lukis pasir. Visualisasi tersebut menampilkan kontras kehidupan rakyat sederhana dengan megahnya Gedung Parlemen DPR RI.
Pembacaan puisi ini menjadi penanda bahwa Bimtek tidak hanya sekadar agenda internal partai untuk peningkatan kapasitas kader, tetapi juga mengandung pesan reflektif. Melalui simbolisasi seni, Partai Golkar ingin menegaskan kembali komitmennya bahwa setiap langkah politik yang dijalankan berakar pada amanat penderitaan rakyat.
Momen ini sekaligus menjadi pengingat bagi seluruh kader Partai Golkar yang hadir bahwa peran partai politik tidak sebatas pada perebutan kekuasaan atau jabatan, melainkan bagaimana mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Berikut puisi lengkap karya M. Sarmuji yang dibacakan pada kesempatan tersebut:
Surat Rakyat Jelata
Aku rakyat jelata
Mencari rejeki seperti hewan melata
Aku tidak menyimpan harta
Kecuali yang aku makan saja
Aku cukup bahagia dengan keadaanku
Istanaku di pinggir kali Ciliwung,
di emperan toko, di gang sempit Jakarta dan di gubuk pojok desa
Aku warga yang terlupakan, yang tak perlu dipikirkan
Aku tak butuh subsidi yang membebani negara, tak butuh BLT saban bulan
Bagiku tak mengapa kalian berebut pangkat dan jabatan atau harta dan kekayaan
Aku tak iri, aku tak peduli
Aku tak menikmati hasil dari pertengkaran kalian
Aku tak butuh kursi, aku tak butuh materi
Tapi jika republik ini porak-poranda
Tercabik-cabik demi pangkat dan kekayaanmu
Aku bangkit bersenjatakan jerami kering di tanganku
Jika Rakyat menengadahkan batok kelapa di antara pesta pora
Aku akan datang berteriak lantang lagi, merdeka atau mati!
Akan kuhirup nafas Soekarno
Akan kupandangi wajah Sudirman
Aku tapak tilasi Diponegoro
Lalu aku bisikkan, ‘Sekali Berarti, Sudah Itu Mati!’
Dan jika republik ini menampakkan cahayanya
Makmur dan perkasa
Aku akan mengirimkan pujian terindah untukmu
Bahkan jikapun engkau mati
Aku akan menziarahi kuburmu
Sambil membawa bunga mawar paling harum hari ini
Kakang MS (Muhammad Sarmuji)
22 Februari 2022