Berita Golkar – Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Anetta Komarudin mengatakan Republik of China merupakan mitra strategis yang tepat bagi parlemen anggota ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA). Hal itu disampaikan Puteri usai memimpin dialog antara delegasi AIPA dengan delegasi Parlemen Republik Rakyat Tiongkok (China) selaku negara observer di Sidang Umum AIPA ke-44, Selasa (7/8/2023).
Dalam dialog, para delegasi mengatakan berbagai pembangunan yang dilakukan China sesuai dengan apa yang dibutuhkan. “Misalnya, negara-negara yang dilewati sungai Mekong, mereka menyatakan jembatan yang dibangun oleh Tiongkok itu mampu meningkatkan konektivitas sehingga kerja sama bisa lebih optimal lagi,” ungkapnya.
Untuk itu, dibukanya dialog ini, diharapkan kerja sama antar parlemen dengan negara observer bisa terus terjalin baik. “Pasca pandemi. banyak negara yang kesulitan untuk kembali dan dalam forum parlemen China mengatakan terbuka untuk melalukan dialog terutama dengan negara yang terganbung dalam regional group. Dan menurutnya (Tiongkok) AIPA adalah forum yang positif dalam melalukan diskusi,” ungkapnya.
Dalam dialog, Anggota BKSAP DPR RI Krisdayanti menyampaikan, Indonesia dan China sepakat untuk fokus pada kerjasama penelitian dan pengembangan di bidang industri pemuliaan tanaman dan budidaya laut serta transfer ilmu dan pengalaman untuk pembangunan Ibukota Negara (IKN) Nusantara.
Kemudian, Kedua negara juga sepakat untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) peningkatan kerja sama Indonesia-Tiongkok, ‘Dua Negara, Taman Kembar’. “Kedua negara juga fokus pada nota kesepahaman tentang kerjasama ekonomi dan teknis dan nota kesepahaman tentang pendidikan bahasa Cina,” katanya.
Pertemuan ini, lanjut Legislator F-PDI Perjuangan itu menunjukkan pentingnya hubungan antara Indonesia dan China, serta ASEAN dan mitra eksternalnya. “Perlu diingat bahwa menjaga hubungan baik adalah langkah awal untuk menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan,” sebutnya.
Oleh karena itu, lanjut Krisdayanti penting untuk terus mempromosikan dialog dan kerja sama yang inklusif untuk mempertahankan relevansi ASEAN dalam lanskap kawasan yang berkembang. “Ini melibatkan kolaborasi tidak hanya di antara negara-negara anggota ASEAN tetapi juga dengan mitra eksternal. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan sambil menjunjung tinggi nilai-nilai ASEAN tentang Persatuan dan Sentralit,” katanya.
Melalui dialog inklusif, Parlemen Anggota ASEAN dan parlemen negara peninjau bertukar pikiran dan perspektif tentang kepentingan bersama. Dialog menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan sambil menghormati mekanisme yang dipimpin ASEAN. ASEAN berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kerja sama dengan pihak eksternal, mengingat dinamika geopolitik, tantangan yang kompleks seperti krisis pangan dan energi, serta perlambatan ekonomi global. {sumber}