Berita Golkar – Ketua Depinas SOKSI, Puteri Anetta Komarudin dalam acara Silaturahmi & Sarasehan Perempuan SOKSI di Hotel Bidakara, Jakarta pada Senin (19/05), menyoroti pentingnya peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen sebagai bagian dari upaya memperkuat demokrasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Menurut data terbaru yang dipaparkan Puteri Komarudin, keterwakilan perempuan secara global masih berada di bawah target 30%, dengan rata-rata 27%. Namun, beberapa negara telah berhasil melampaui angka tersebut. Rwanda, misalnya, mencatat 63% keterwakilan perempuan, diikuti Kuba dan Nikaragua masing-masing 55%, serta Meksiko 50%.
“Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian yang lebih tinggi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin bagi kiprah perempuan di kancah perpolitikan, bahkan untuk negara dengan kondisi yang lebih kompleks seperti Meksiko misalnya. Sekarang, perempuan mulai diperhitungkan di Indonesia. Kita punya Ibu Puan Maharani, Ketua DPR RI perempuan pertama, yang membuka pintu untuk generasi berikutnya,” ujar Puteri Komarudin dikutip Golkarpedia.
Data menunjukkan, pada tahun 1999 hanya 8% kursi DPR RI diisi perempuan. Angka ini meningkat menjadi 11% pada 2004, 17% pada 2009, sedikit naik menjadi 17,3% pada 2014, lalu melonjak menjadi 20% pada 2019, dan akhirnya mencapai 22% pada 2024, atau 127 dari 580 kursi.
Namun, legislator perempuan Partai Golkar asal dapil Jabar VII ini juga menyoroti penurunan proporsi perempuan di Partai Golkar, dari 22% pada 2019 menjadi 19% pada 2024, meskipun secara total kursi Partai Golkar di DPR RI meningkat dari 85 pada 2019 menjadi 102 pada 2024. Ini menunjukkan bahwa meski ada kemajuan, masih banyak tantangan yang harus diatasi oleh kader perempuan Partai Golkar.
Puteri dalam kesempatan itu juga menekankan pentingnya dukungan kebijakan untuk memperkuat posisi perempuan dalam politik, termasuk keberadaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Pemilu, yang secara eksplisit mengatur keterwakilan perempuan.
Namun, tantangan besar seperti budaya patriarki, tingginya biaya politik, dominasi laki-laki dalam kepemimpinan, serta kesulitan membagi waktu antara karir dan keluarga masih menjadi hambatan utama.
“Perempuan sering menghadapi tantangan lebih besar, mulai dari tekanan finansial hingga stigma sosial yang menganggap perempuan kurang mampu dalam memimpin. Namun, justru karena kedekatan emosional dan kepedulian mendalam kepada konstituen, perempuan memiliki peran penting dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat,” tutur anggota Komisi XI DPR RI ini.
Puteri menegaskan bahwa Depinas SOKSI akan terus memperjuangkan keterwakilan perempuan dalam politik sebagai bagian dari upaya memperkuat demokrasi dan membangun masa depan bangsa yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Acara ini merupakan rangkaian acara HUT ke-65 SOKSI, Rapimnas I dan Munas XII SOKSI yang digelar di hotel Bidakara, 19-21 Mei 2025. SOKSI sendiri adalah salah satu dari ormas Trikarya yang ikut mendirikan Sekber Golkar bersama Ormas MKGR dan Kosgoro 1957.