Berita Golkar – Wakil Sekjen Partai Golkar, Puteri Komarudin menyayangkan pernyataan Mahfud MD mengenai peran besar istri terhadap para koruptor karena banyak menuntut.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu pun menganggap, seharusnya sebagai pejabat publik Mahfud MD bisa lebih menjaga ucapannya.
“Sangat disayangkan. Semoga itu hanya selip lidah. Kami menyayangkan adanya budaya yang cenderung menyalahkan perempuan,” kata Puteri Komarudin dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (19/12).
Puteri melihat permasalahan korupsi sebagai persoalan yang kompleks dan rumit, serta membutuhkan solusi yang tidak sederhana.
“Menurut The Economist, negara yang dipimpin perempuan justru cenderung rendah kasus korupsi. Dan pejabat perempuan lebih sering menjauhi korupsi,” jelasnya.
Oleh karena itu, Puteri Komarudin pun memeringatkan Mahfud MD serta pihak lainnya untuk saling menghargai sesama tanpa melakukan bias gender.
“Saat ini perempuan Indonesia adalah manusia cerdas dan tangguh. Semoga pernyataan ini tidak memundurkan proses kesetaraan gender di Indonesia yang sudah relatif baik,” tegasnya.
Puteri pun mengatakan, tak sedikit perempuan yang ikut bekerja guna menambah pemasukan keluarga. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah menurutnya penting dalam mendukung peran perempuan sebagai kontributor ekonomi negara di berbagai sektor.
“Banyak para ibu yang harus putar otak mengakali uang belanja supaya hemat. Ikut bekerja dan mengencangkan ikat pinggang demi mencukupi kebutuhan dapur keluarga. Kami sangat bangga dengan peran perempuan di keluarga dan ini senantiasa perlu didukung,” jelasnya.
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD sebelumnya mengklaim bahwa perempuan memiliki andil paling besar dalam terjadinya sebuah kasus korupsi.
Mahfud kemudian menyebut kaum perempuan sebagai tiang negara, yakni apabila perempuan di suatu negara baik, maka negaranya akan baik. Dia lalu menyinggung banyak koruptor yang terjerat kasus korupsi karena tuntutan istri.
“Suami-suami yang terjerumus ke dalam kejahatan ini karena istrinya tidak baik. Banyak koruptor-koruptor itu yang sekarang masuk penjara, karena tuntutan istrinya. Gajinya cuma Rp 20 juta, belanjanya Rp 50 juta yang dituntut dari suami,” ucapnya. {sumber}