Berita Golkar – Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin menyoroti tren kehidupan sosial manusia Indonesia dewasa ini. Dikutip dari postingan instagramnya @puterikomarudin, Putkom sapaan akrabnya membahas mengenai tren FOMO dan JOMO yang banyak digandrungi anak muda dewasa ini.
Menurutnya saat ini, tren FOMO tak terlalu digemari oleh anak muda. Tren pun mulai bergeser seiring banyaknya konten yang mengkampanyekan hidup slow living tanpa harus khawatir tertinggal dengan tren atau apa yang dilakukan orang lain. Maka muncullah istilah JOMO.
“Tren JOMO mulai menggeser FOMO. Apa itu JOMO? Joy Of Missing Out atau JOMO adalah kondisi ketika seseorang merasa bahagia ketika melewati suatu tren,” kata Puteri Komarudin dikutip redaksi Golkarpedia melalui tayangan video dari akun instagramnya @puterikomarudin.
“Alih-alih khawatir dianggap tidak mengikuti zaman orang-orang yang JOMO ini lebih merasa nyaman karena mereka percaya dengan seleranya sendiri tanpa harus mengikuti tekanan dari orang lain,” sambungnya lagi.
Sementara FOMO atau fear of missing out adalah sebuah kondisi dimana seseorang takut tertinggal dengan tren yang sedang terjadi. Mereka bisa dianggap jadul, gagap dalam pergaulan dan sebagainya apabila tak mengikuti tren.
Tetapi sepertinya tren ini mulai tak digemari. FOMO mengikuti tren membuat anak muda lelah, apalagi tren dengan cepat berganti. Dengan berbagai asupan tren dari media sosial yang begitu cepat, keinginan untuk mengikuti tren sepertinya telah mengalami kejenuhan sosial.
Justru tren JOMO kini banyak digemari. Alasannya banyak anak muda yang semakin memahami skala prioritas. Sehingga mereka bisa memilah sejauh apa tren di media sosial mempengaruhi kehidupan mereka.
“Mereka yang memilih untuk hidup secara JOMO sadar yang namanya skala prioritas. Dengan hidup secara JOMO kita bisa lebih selektif dalam menggunakan tenaga, waktu, uang dan juga pikiran untuk hal-hal yang benar-benar penting,” ulas politisi milenial Partai Golkar ini.
“Jadi di tahun 2025 ini mari kita refleksikan apakah kita masih mau terus-terusan menjadi korban FOMO atau kita mau mulai hidup secara JOMO,” tutup legislator asal Dapil Jawa Barat VII yang meliputi Kabupaten Purwakarta, Bekasi dan Karawang.