Daerah  

RA Anita Noeringhati Curhat Cucunya Jadi Korban Kabut Asap di Palembang

Berita Golkar – Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati ikut merasakan dampak kabut asap yang muncul akibat Karhutla di sejumlah wilayah Sumsel.

Kata Anita, dampak buruknya kualitas udara imbas kabut asap membuat kondisi kesehatan cucu-cucunya jadi terganggu. Terlebih satu pekan ini, polusi asap dari Karhutla yang diduga dari kabupaten tetangga dengan Palembang, membuat asap tersebut masuk ke rumah warga.

“Dari awal saya sudah sampaikan kalau memang asap ini diluar batas ambang  itu harusnya khususnya anak-anak TK, SD itu harus diliburkan, karena bagaimanapun sekarang ini banyak kena ISPA, cucu –cucuku  aja baru saja sembuh, makanya sudah seminggu ini tidak masuk sekolah karena mereka kena batuk semua,” kata Anita.

Belum lagi menurut Ketua Harian Partai Golkar Sumsel ini, orang dewasa juga tak dipungkiri bisa terkena ISPA.

“Kalau sudah jam segini mulai , sehingga memang ya kita berharap seluruh masyarakat Sumatera Selatan bahwa ini kan bisa dikatakan kejadian tahunan tapi harusnya kita semua bisa mencegahnya , karena kita juga melihat aparat penegak hukum juga tidak pandang-pandang  lagi, tapi ternyata dari tahun ketahun itu tetap tidak berkurang,” katanya.

Sebagai Ketua DPRD Sumsel, Anita menghimbau dan berharap kepada seluruh masyarakat, untuk menjaga jangan sampai ada kebakaran hutan .

“Membuang puntung rokok jangan sembarangan , tidak usah membakar sampah terlebih dahulu, karena itu menyebabkan hotspot dan kita tahu hotspot yang paling banyak adalah di OKI, apalagi di OKI itu ada lahan gambut , gambut itu tidak bisa dipadamkan di permukaan karena itu harus masuk dalam tanah sampai dalamnya cukup membutuhkan pemadaman yang banyak,” pungkasnya.

Diknas Sumsel Keluarkan Edaran

Dinas Pendidikan (Diknas) Sumsel surat edaran tentang penanganan dampak polusi udara pada SMA Negeri/Swasta di Sumsel yang mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya memperbolehkan jam masuk sekolah diundur.

Kebijakan ini dikeluarkan menyusul buruknya kualitas udara di Sumsel imbas kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kini masih terjadi.

“Untuk seluruh kepala sekolah yang sekolahnya terdampak, bisa melakukan langkah-langkah penanggulangan. Misal jam sekolah boleh diundur sampai pukul 08.00 WIB, kata Kabid SMA Disdik Sumsel, Joko Edi Purwanto .

Salah satu poin, apabila polusi udara dalam status yang membahayakan, maka kepala sekolah segera berkoordinasi dengan Plt Kepala Disdik Sumsel melalui Kabid SMA untuk mengambil langkah-langkah proporsional dan procedural.

“Jadi sekolah diberikan wewenang untuk melihat perkembangan seperti apa kondisi udara di sekolahnya. Jika kondisi udara membahayakan dan diperlukan untuk diundur jadwal masuknya diperbolehkan,” katanya

Selain itu, bisa juga pengurangan jam belajar ataupun pembelajaran dilakukan secara kombinasi Iuring dan daring atau full daring.

Untuk pelajaran olehraga sebaiknya dilakukan di dalam kelas terlebih dahulu. Hindari kegiatan diluar kelas guna mengantisipasi hal tidak diinginkan.

Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, belum ada peningkatan status Karhutla. “Dalam waktu dekat kita akan adakan salat istisqa,” kata Deru singkatnya.

Sebagai informasi, berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Palembang kualiras udara di Palembang pada pagi hari masih di atas 200 mikro gram per meter kubik yang mengartikan masuk dalam kategori sangat tidak sehat.

“Saat ini kategori udara di kota Palembang sangat tidak sehat masih diatas 200,” kata Kasi Pengendalian  Pencemaran DLHP Provinsi Sumsel Rezawahya saat dikonfirmasi, Rabu (27/9/2023).

Adapun kategori ISPU:

  • 1-50 kategori baik, 51-100 kategori sedang, 100-200 kategori tidak sehat,
  • 200-300 kategori sangat tidak sehat dan diatas 300 sangat berbahaya. {sumber}