Berita Golkar – Perkembangan sektor industri dalam negeri diharapkan bisa turut berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Hal tersebut ditekankan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) 2023 bertema “Pemilu Damai, Ekonomi Tumbuh, Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Kamis (7/12).
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengimbau Kadin untuk dapat menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan baik. “Saya tidak ingin ada kemiskinan di mana industri itu ada. Industri itu punya CSR, nah CSR itu diharapkan dapat mendorong multiplier effect kepada masyarakatnya,” tegas Airlangga.
Indonesia, kata Airlangga, ingin mencapai Visi Indonesia Emas 2045 dengan sasaran PDB Nominal sebesar 9,8 triliun dolar AS (lima besar PDB) dengan GNI Per kapita 30,300 dolar AS. Selain itu, porsi penduduk middle income sebesar 80 persen, industri manufaktur mencakup 28 persen PDB dan menyerap 25,2 persen tenaga kerja.
Untuk itu, Airlangga menyebut perlu dilakukan pendekatan pembangunan yang transformatif, yaitu mengubah tambah rendah menjadi nilai tambah tinggi, butuh lompatan-lompatan besar, dan dibutuhkan pula pemimpin yang berani. Transformasi ini sudah mulai dilakukan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Indonesia juga berperan aktif Indonesia dalam berbagai forum kerja sama internasional, seperti G20, APEC, ASEAN, dan RCEP. Indonesia saat ini telah bergabung pada kerja sama ekonomi Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan sedang dalam proses aksesi menjadi anggota OECD.
Selain itu, Indonesia juga sedang bersiap menjadi pelopor Carbon Capture Storage di ASEAN sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan potensi yang dimiliki Indonesia yakni kapasitas penyimpanan CO2 sebesar 4,85 giga ton CO2 pada depleted reservoir dan 572 giga ton CO2 pada saline aquifer.
“Nah, ASEAN salah satu yang pertama yang mengembangkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Itu leaders declaration. Di mana kalau business as usual, ekonomi digital di ASEAN hanya 1 triliun dolar AS. Tetapi dengan DEFA, kita sudah bisa jalan di lima negara ASEAN dan akan menyusul Jepang dan Korea. Dengan ini semua jalan, insyaallah ekonominya akan naik jadi 2 triliun dolar AS. Dan dari 2 triliun dolar AS, 600-800 miliar dolar AS dari Indonesia,” pungkas Airlangga. {sumber}