Berita Golkar – Tahun 2023 yang dinamis dan sarat ujian akan segera berakhir. Dalam hitungan hari, Indonesia akan menyongsong tahun baru sekaligus memasuki tahun Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.
Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin mengaku dampak ketidakpastian global (global uncertainty) tahun 2023 masih dibayangi ragam tantangan riel.
Mukhtarudin mengatakan tahun 2024 patut dicermati dampak lanjutan dari tingginya ketidakpastian perekonomian maupun geopolitik global.
Dunia saat ini memang sedang dalam dinamika yang luar biasa. Negara-negara besar seperti Amerika, Tiongkok saja sedang dalam situasi mengendalikan atau mengelola ekonominya yang secara tidak mudah.
Di sisi lain, Tiongkok sebagai negara penyumbang perekonomian terbesar kedua terbesar di dunia pun turut dalam kecenderungan ekonomi yang melemah.
Kondisi ini juga, menurut Mukhtarudin mempengaruhi harga-harga komoditas di tanah air dengan permintaan terhadap komoditas menjadi menurun.
Anggota Komisi VII DPR ini bilang ketidakpastian perekonomian global masih tetap tinggi di mana pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih sebesar 2,7 persen dengan kecenderungan ekonomi Tiongkok melambat.
Perlambatan ekonomi Tiongkok, lanjut Mukhtarudin, disebabkan melemahnya permintaan domestik atau dalam negeri, yang dipengaruhi penurunan tingkat keyakinan konsumen pengguna barang dan jasa dan hutang rumah tangga.
Serta didukung permasalahan pada sektor properti, seperti tanah dan bangun di negara tirai bambu tersebut. “Hal tersebut dengan segala eksesnya masih akan berlanjut di tahun 2024 mendatang. Dan kita tahu Indonesia tidakakan luput dari ragam ekses itu,” tutur Mukhtarudin Rabu 27 Desember 2023.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tercatat cukup kuat di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2023 tetap tumbuh kuat sebesar 4,94% (yoy), meskipun sedikit melambat dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 5,17% (yoy). Capaian positif ini tentunya tidak lepas dari kerja keras semua pihak, termasuk para lembaga negara.
“Untuk itu, mari bangkitkan optimisme anak bangsa, bekerja bersama memperkuat ekonomi Indonesia dalam menghadapai ketidakpastian global tahun depan,” imbuh Mukhtarudin.
Mengingat, lanjut Mukhtarudin, respon atas situasi terkini melalui strategi perekonomian 2023 sangat penting, guna untuk mencapai pertumbuhan sesuai.
Artinya, peraih penghargaan Parlemen Award 2023 ini menegaskan perlu optimisme dan konsistensi kerja serta kebijakan strategis untuk berbenah, meningkatkan ekonomi nasional demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Ya. Tentu diperlukan optimisme dalam menghadapi sejumlah tantangan ke depannya,” cetus Mukhtarudin.
Mampu Jaga Pemulihan Ekonomi
Indonesia saat ini mampu menjaga momentum pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian dan gejolak ekonomi global.
Kata Mukharudin ada sejumlah tantangan utama yang dihadapi perekonomian global antara lain pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan melemah, eskalasi geopolitik, dan suku bunga kebijakan negara maju termasuk Fed Fund Rate (FFR) yang bertahan tinggi dalam waktu lama.
Sementara produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan kedua 2023 tumbuh 5,17 persen, dan capaian itu menandai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen selama tujuh triwulan berturut-turut.
Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini berkata untuk meminimalisir semua ekses itu, pengelolaan dan pemanfaatan semua sumber daya nasional hendaknya tetap berpijak pada semangat dan kewajiban untuk sebesar-besarnya memenuhi kebutuhan dasar warga negara
Dalam konteks itu, menurutnya, aktivitas pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya nasional hendaknya fokus pada ketersediaan bahan pangan dengan harga terjangkau.
Beberapa hari ke depan, dunia akan memasuki tahun baru, 2024. Apa yang akan terjadi di tahun mendatang bisa diprediksi saat ini, tentu saja dengan berpijak pada ragam persoalan riel yang belum terselesaikan sepanjang tahun 2023.
Mukhtarudin mengaku sebagian komunitas warga di dalam negeri pasti fokus ke pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada bulan Februari, serta coba mengkalkulasi hasil Pemilu tersebut.
“Tentu saja itu tidak ada masalah. Terpenting, pesta demokrasi itu hendaknya berjalan damai dengan hasil yang produktif,” bebernya.
Namun, Mukharudin mengatakan ada baiknya juga menyisihkan waktu guna melihat dan memahami dinamika global saat ini. Seperti juga yang sedang dan akan terus dihadapi komunitas global di tahun mendatang.
Eskalasi ketidakpastian global yang berkelanjutan memberi penjelasan sangat gamblang kepada semua orang bahwa dunia memang sedang tidak baik-baik saja.
“Persoalan yang akan dihadapi masyarakat Indonesia bukan semata-mata hasil Pemilu 2024. Semua orang tahu dengan sendirinya bahwa dampak semua eksesnya masih berlanjut di tahun mendatang,” pungkas Mukhtarudin. {sumber}