Berita Golkar – Anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisyam berharap proses hilirisasi yang dilakukan oleh PT Inalum yang notabene merupakan bagian dari holding company Mind Id itu mempunyai program atau rencana bisnis yang lebih panjang. Apalagi ia mengatakan. Mind Id sebagai salah satu anak perusahaannya juga harus mempunyai program atau bisnis yang lebih panjang, yaitu sampai mobil listrik.
“Karena saya belum melihat kita, Indonesia punya hulu ke sana. Tadi saya perhatikan masih belum. Saya kira mungkin Mind Id harus sudah ke sana programnya. Memang di awal, kita kerjasama dengan luar negeri dengan Cina, Tesla. Di Cina ada 30 mobil listrik. Tapi kenapa kita tidak mengarah ke sana juga,” ungkap Ridwan, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI dengan PT Inalum, Senayan, Jakarta, Kamis (24/8).
Hal tersebut, lanjutnya, disampaikan dalam rangka agar PT Inalum yang merupakan salah satu bagian dari Mind Id yang mempunyai program yang dibanggakan, dan merupakan salah satu usaha nasional atau BUMN yang bisa menghasilkan devisa cukup besar itu dapat terus berkembang. Serta tidak bernasib sama dengan industry Nusantara plywood di Jawa Timur yang saat itu cukup besar, namun terabaikan dan pada akhirnya tutup karena adanya proses hilirisasi.
“Hilirisasi sebenarnya bukan hanya ada saat ini. Kabinet dulu pun, tahun 1971 program hilirisasi sudah dimulai oleh Pak Harto dengan pelarangan ekspor kayu gelondongan hasil hutan kayu. Hilirisasi itu sebenarnya berhasil, dan kami di Jawa Timur juga menikmati hal itu dengan industry plywood. Sayangnya kemudian kondisi berbalik, industry plywood terabaikan dan akhirnya tutup. Saya tidak ingin Inalum bernasib sama dengan industry plywood itu. Oleh karena itu, Kami, Komisi VII DPR mendukung sekali program dari PT Inalum ini, agar terus berkembang dan maju,” pungkas Politisi Fraksi Partai Golkar ini. {sumber}