Berita Golkar – Politisi Partai Golkar, Ridwan Kamil, memberikan tanggapan terkait isu duet antara keponakan Prabowo Subianto, Budisatrio Jiwandono, dengan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, yang dikabarkan akan diusung pada Pilkada Jakarta di November 2024 mendatang.
Menurut Ridwan Kamil, isu-isu semacam ini adalah hal biasa dan tidak menentukan siapa calon resmi yang akan diusung partai politik.
Melansir dari YouTube Kompas TV pada Minggu, 2 Juni 2024, Ridwan Kamil menyatakan bahwa ia tidak langsung percaya dengan adanya poster pasangan Budisatrio Jiwandono dan Kaesang Pangarep untuk Pilkada DKI Jakarta.
“Kurator IKN” itu mengingatkan bahwa akan selalu ada kejutan menjelang akhir penetapan pasangan calon. Ridwan Kamil juga menyebut bahwa nama-nama yang muncul masih mungkin berubah selama belum ada pengumuman resmi. “Pokoknya sebelum ada pengumuman resmi, selalu ada plot twist,” ujarnya.
Menurutnya, pengalaman dalam politik menunjukkan bahwa perjodohan di Indonesia memiliki banyak kemungkinan. “Jadi hari ini apa, nanti bisa saja berubah, bisa sama, bisa juga beda, bahkan bisa orang yang tidak terduga,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mendoakan yang terbaik jika memang Budisatrio Jiwandono dan Kaesang Pangarep ditakdirkan untuk berduet.
“Termasuk dua kali pemilihan wakilnya apakah terdeteksi sebelumnya? Kan tidak. Jadi saya hanya mendoakan saja, kalau ternyata Mas Budi dan Mas Kaesang menjadi takdirnya, ya mungkin itu garis tangannya,” ungkapnya.
Adapun, Mahkamah Agung baru-baru ini mengabulkan gugatan Partai Garuda dan mengubah syarat usia calon kepala daerah menjadi terhitung saat pelantikan.
Ketua DPC PDIP Perjuangan Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengaku heran dengan putusan yang diambil menjelang Pilkada. Awalnya, ia menyebut putusan itu sebagai hal yang wajar, namun karena diambil menjelang momen Pilkada, hal itu menjadi pertanyaan masyarakat.
Putusan ini sering dikaitkan dengan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo sekaligus Ketua Umum PSI, yang digadang-gadang maju di Pilkada DKI Jakarta.
“Menurut saya itu hal yang biasa, tapi kenapa dibuat saat ini, itu pertanyaannya masyarakat, bukan saya. Kalau saya, silakan saja yang berkuasa di sana, tetapi ingat dengan paham marhaenisme, kekuatan tertinggi ada di tangan rakyat,” tutupnya.
Dengan berbagai dinamika politik yang ada, publik diharapkan tetap kritis dan menunggu pengumuman resmi terkait calon-calon yang akan bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2024 mendatang. {sumber}