Berita Golkar – Pemimpin Umum Golkarpedia, Achmad Annama memaparkan pentingnya popularitas bagi seorang politisi. Hal ini ia sampaikan saat beraudiensi dengan Menkomdigi Meutya Hafid di kantor Kementerian Komdigi pada Senin (15/04).
Menurut politisi muda Partai Golkar ini, popularitas merupakan ujung tombak dari pembentukan citra seorang politisi. Membentuk popularitas merupakan langkah awal menuju elektabilitas dan akseptabilitas. Oleh karenanya, redaksi Golkarpedia secara konsisten melakukan riset popularitas politisi Partai Golkar yang terbagi dalam 4 segmen.
“Ada anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar terpopuler, Ketua DPD I Partai Golkar terpopuler, politisi perempuan Partai Golkar terpopuler dan politisi muda Partai Golkar terpopuler. Dan Ibu Menkomdigi Meutya Hafid secara konsisten pula selalu menduduki peringkat 1 politisi perempuan Partai Golkar terpopuler,” ungkap Achmad Annama.
Adapun basis pengukuran didasarkan pada indikator jumlah pemberitaan yang dihasilkan dari penyebutan nama figur pada periode waktu 1 bulan. Selain jumlah pemberitaan, ada juga reach atau jangkauan yang menjadi output riset.
Achmad Annama lantas memberi masukkan terkait pemberitaan soal Meutya Hafid sebagai Menkomdigi dan politisi Partai Golkar. Meski pemberitaan untuk Meutya Hafid terbilang masif, mencapai ribuan berita setiap bulannya, namun perlu kiranya untuk menyampaikan berita yang bersifat humanis.
“Tidak hanya dalam persoalan kinerja, setiap sisi dari Bu Meutya Hafid bernilai jadi point of view pemberitaan, seperti pembuatan film Lyora, ke kantor menggunakan sepeda hingga kegremaran yoga. Berita-berita seperti ini perlu diamplifikasi lebih banyak karena mampu memecah kejenuhan audiens dari riuhnya berita politik misalnya,” tutur Ketua Departemen MPO DPP Partai Golkar ini.
Selain itu, terkait informasi kinerja dan kebijakan. Annama juga menyarankan agar Ibu Menkomdigi Meutya Hafid tak hanya fokus pada penyampaian narasi pemberitaan. Tetapi infografis atau bahkan konten video ilustrasi yang dekat dengan kehidupan masyarakat.
“Sehingga masyarakat tak akan kesulitan memahami. Dalam persoalan e-SIM misalnya, masih banyak masyarakat tak paham karena persoalan literasi. Masalah ini bisa dipecahkan dengan pembuatan infografis atau konten video yang menjelaskan secara singkat dan menarik,” pungkas Konsultan Digital Branding ini.
Persoalan serupa seringkali menjadi hambatan dari komunikasi pemerintah kepada masyarakat sebagaimana yang pernah disampaikan Presiden Prabowo.
Penting untuk disadari kita berada di era globalisasi yang menuntut kecepatan dalam kelengkapan. Oleh karena itu, informasi selengkap apapun harus mampu dikemas secara menarik dan seringkas mungkin.