SOKSI  

Robinson Napitupulu: Prof. Suhardiman adalah “Dukun Politik” yang Menyelamatkan Bangsa dari Ancaman Komunis

Berita GolkarTokoh senior SOKSI, Robinson Napitupulu, menanggapi pernyataan mantan Presiden Joko Widodo yang menyebut almarhum Prof. Suhardiman sebagai “dukun politik” Indonesia. Robinson menegaskan bahwa julukan tersebut bukan bermakna negatif, melainkan simbol dari ketekunan dan visi jauh ke depan yang dimiliki oleh salah satu pendiri SOKSI itu.

“Presiden Jokowi menyampaikan bahwa beliau sudah mengenal nama besar Prof. Suhardiman sejak duduk di bangku SMP. Jokowi juga mengatakan bahwa Prof. Suhardiman adalah sosok yang mampu menatap jauh ke depan tentang nasib bangsa ini,” ujar Robinson.

Menurut Robinson, sebutan “dukun politik” yang dilontarkan Jokowi menggambarkan karakter Prof. Suhardiman sebagai sosok yang duduk dan tekun memikirkan masa depan bangsa setiap harinya.

“Betul apa kata Pak Jokowi. Prof. Suhardiman memang layak disebut dukun politik, dalam arti sebagai sosok yang duduk dan tekun memikirkan bangsa ini, serta mampu meramal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang,” ujarnya.

Robinson juga menyinggung salah satu momen penting dalam sejarah politik Indonesia yang menunjukkan kejelian dan keberanian Prof. Suhardiman dalam membaca situasi. Pada tahun 1960-an, ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) mulai masuk dalam lima besar kekuatan politik nasional dan berambisi menguasai Indonesia, Prof. Suhardiman memandang situasi tersebut sebagai ancaman serius terhadap masa depan bangsa.

“Prof. Suhardiman melihat bahwa jika Pemilu 1963 benar-benar dilaksanakan, PKI bisa keluar sebagai pemenang. Untuk mencegah hal itu, beliau mengusulkan kepada Dr. Idham Chalid, Ketua MPRS saat itu, agar Presiden Soekarno diangkat menjadi Presiden Seumur Hidup,” jelas Robinson.

Usulan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan di Bandung dan kemudian diterima secara aklamasi dalam Sidang Istimewa MPRS. Keputusan itu pada akhirnya menggugurkan penyelenggaraan Pemilu 1963, yang dinilai sebagai langkah strategis untuk mencegah dominasi komunis di Indonesia.

Robinson menyimpulkan, “Itulah salah satu bukti nyata bagaimana Prof. Suhardiman berperan menyelamatkan bangsa ini dari ancaman ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Ia bukan hanya seorang tokoh, tapi penjaga arah sejarah.”

Leave a Reply