Rocky Gerung: Saya Dukung Partai Golkar Hasilkan Leader, Bukan Dealer!

Berita Golkar – Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menghadiri acara Golkar Institute dalam peluncuran buku berjudul ‘Jalan Tengah Golongan Karya’. Buku itu ditulis oleh salah dua kader terbaik partai Golkar yakni Erwin Aksa dan Syarif Cicip Sutardjo.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut karena judul buku mengandung kata ‘jalan tengah’, maka Rocky Gerung adalah salah satu perwakilan dari jalan tengah tersebut.

Namun saat Rocky Gerung menyampaikan pendapat dan analisisnya, ia menilai Golkar didirikan secara intelektual dan konseptual. Partai Golkar menurut Rocky mampu bertahan hingga saat ini bukan karena kecantikan dan kewangian para caleg-caleg-nya, tapi faktor intelektual dan konseptual.

“Saya dukung partai Golkar menghasilkan leader, bukan dealer,” ucap Rocky yang menggunakan baju kaos berwarna kuning.

Rocky Gerung memang dikenal dengan lontaran kritik-kritik pedas terhadap pemerintah, terutama di era pemerintahan Jokowi.

Sosok mantan dosen Universitas Indonesia ini kerap berada di pihak oposisi dan terkenal sebagai salah satu intelektual yang tajam dan keras dalam mengkritik pemerintah.

Namun Rocky ternyata memberikan apresiasi terhadap buku ‘Jalan Tengah Golongan Karya’ karena buku itu menjadi tuntutan akademis dan tuntunan intelektual untuk memulai kaderisasi di Golkar. “Buku ini menjadi bukti bahwa Golkar harus tunggu dengan mengunyah pikiran, bukan sekedar mengunyah makan siang, apalagi yang gratis,” tutur Rocky.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute Ace Hasan Syadzily menyebut partai pendukung pemerintah yang berani mengundang Rocky Gerung hanya Partai Golkar melalui Golkar Institute.

Menurut dia, Rocky Gerung merupakan sosok intelektual yang disegani serta didengarkan banyak orang.

“Tentu kita mendengar penjelasan atau kritik, kalau dari Bang Rocky Gerung ini jangan berharap yang manis-manis, dari beliau ini pasti soal akal sehat,” kata Ace.

Di acara tersebut Rocky Gerung menjadi pembicara didampingi oleh Pakar Politik BRIN, Prof Siti Zuhro. {sumber}