Berita Golkar – Pemerintah Provinsi Bengkulu bekerja sama dengan Perum Bulog dalam mengelola gabah hasil panen daerah secara mandiri dan dipasarkan kembali untuk kebutuhan Bengkulu.
“Kita (Bengkulu) ini penghasil gabah melebihi kebutuhan Bengkulu, namun gabah ini keluar pengolahannya ke Lampung, Sumatera Barat. Maka, dengan pertimbangan itu Bulog inisiatif mengelola gabah (hasil panen daerah),” kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Selasa.
Dia mengatakan produksi gabah di Bengkulu akan lebih baik dikelola sendiri oleh Bulog Bengkulu dan hasil pengolahannya tersebut (beras) nantinya dapat dijual kepada ASN Pemerintah Provinsi Bengkulu.
“Dikelola Bulog, tapi pasarnya siapa. Maka Bulog menyimpulkan kerja sama dengan pemerintah provinsi, nanti dijual ke kalangan ASN. Alhamdulillah ini mendapatkan sambutan baik dan kualitas beras yang didistribusikan sangat bagus sekali,” kata Gubernur Rohidin.
Pemimpin Bulog Bengkulu Bakhtiar mengatakan kondisi cadangan beras daerah yang di Gudang Bulog saat ini berjumlah 7.000 ton sehingga ketersediaan tersebut dinilai sangat mencukupi kebutuhan 3-6 bulan ke depan.
Sementara, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana mengatakan kerja sama Bulog dan Pemerintah Provinsi Bengkulu mengolah gabah daerah untuk dijual ke ASN setempat akan memberikan dampak positif terhadap inflasi Bengkulu.
Stok beras daerah dengan kebijakan tersebut jadi lebih baik, dampaknya stabilitas harga beras bisa dijaga agar tidak mendorong inflasi Bengkulu ke angka lebih tinggi, apalagi situasi sekarang masih dalam kondisi kemarau.
Upaya Pemprov Bengkulu dan Bulog dalam melakukan pemenuhan beras ASN, kata dia membuat ASN tidak perlu lagi ikut membebani ketersediaan beras di pasaran. Kecukupan komoditas beras di pasaran pun jadi terjamin, dan harganya ikut stabil.
“Karena beras merupakan komoditas penyumbang inflasi di Bengkulu, jadi perlu menjadi perhatian agar komoditas ini tetap terjaga ketersediaannya. Salah satunya dengan program pemenuhan beras ASN,” ujarnya. {sumber}