Rp. 465 Miliar Untuk Budaya! Hetifah Desak Kaltim Maksimalkan Dana Indonesiana

Berita Golkar – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan kebudayaan Kalimantan Timur (Kaltim) bisa lebih cepat maju melalui pemanfaatan Dana Indonesiana yang telah diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Mei tahun ini.

Untuk itu ia mendorong komunitas pelaku budaya di Kaltim dalam pemanfaatan Dana Indonesiana, karena saat ini pendaftaran untuk memperoleh dana tersebut telah dibuka pemerintah pusat.

“Dana tersebut bisa menjadi penggerak utama aktivitas budaya yang inklusif dan berkelanjutan di Kaltim, terutama bagi komunitas akar rumput yang sering kali minim akses pembiayaan,” Kata Hetifah di Samarinda, Jumat, saat menghadiri Pekan Kebudayaan Kaltim di Samarinda yang berlangsung pada 19-21 Juni ini.

Secara total tersedia anggaran, kata dia, sekitar Rp465 miliar dari hasil pengelolaan Dana Abadi Kebudayaan yang bisa dimanfaatkan untuk Dana Indonesiana 2025 yakni dana yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Ia juga mendorong Provinsi Kaltim membentuk Dinas Kebudayaan sendiri, terpisah dengan Dinas Pendidikan agar pengelolaan sektor budaya dapat lebih fokus, sistematis, dan responsif terhadap dinamika lokal.

Kehadirannya di Pekan Kebudayaan Daerah Kaltim ini, menurut dia, bukan sekadar seremoni namun merupakan bentuk nyata dukungan terhadap implementasi Peraturan Daerah (Perda) tentang Pemajuan Kebudayaan Kaltim.

“Kegiatan ini menjadi bukti konkret bahwa ruang bagi pemaju kebudayaan mulai dari komunitas, seniman, hingga akademisi, semakin terbuka untuk menampilkan kekayaan objek budaya daerah,” kata Hetifah, dikutip dari Antara.

Ia pun mengapresiasi seluruh komponen pemajuan kebudayaan Kaltim mulai dari pelaku budaya, komunitas, pemerintah daerah, dan institusi pendidikan/penelitian, karena selama ini bersama-sama menjaga dan mengembangkan budaya lokal.

Hetifah kemudian menekankan pentingnya proses akulturasi budaya karena wilayah Kaltim yang majemuk, sehingga dengan pendekatan yang terbuka dan kolaboratif, maka budaya lokal tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga bertransformasi menjadi kekuatan sosial yang menyatukan dan menginspirasi.

“Melalui momentum Pekan Kebudayaan ini saya mengajak seluruh elemen masyarakat terus memperkuat sinergi dalam membangun ekosistem kebudayaan daerah, sementara Komisi X DPR RI akan terus menjadi mitra strategis dalam pemajuan kebudayaan daerah baik dari sisi regulasi, anggaran, maupun advokasi kebijakan nasional,” katanya. {}