Berita Golkar – Anggota DPR RI Komisi III Rudy Mas’ud menyoroti kurangnya tenaga media yang harus dipenuhi di wilayah terpencil, terisolir, dan terluar di Kalimantan Timur.
“Saya mendengar berbagai harapan dan keluhan dari tenaga medis di Kalimantan Timur, seperti masalah stunting, penempatan kerja, kompetensi, serta Indeks Keluarga Sehat (IKS),” ujar Rudy Mas’ud saat menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan dan reses kepada ratusan tenaga medis di Samarinda, Minggu.
Rudy Mas’ud yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kaltim menyebutkan, ada beberapa harapan terkait dengan stunting yang sudah disediakan bantuan ke kabupaten kota yang ada di Kalimantan Timur. Begitu juga dengan banyaknya tenaga perawat yang dicetak di Kaltim, untuk diberikan tempat kerja sesuai dengan kompetensi.
“Berkaitan dengan IKS agar para tenaga medis mengutamakan pelayanan kepada keluarga yang berdomisili di wilayah tertinggal ,” ucapnya.
Dia juga mengemukakan pentingnya Entrepreneurship, bagi lulusan tenaga kesehatan, tidak semua orang yang dari akademi kesehatan ataupun perawat harus jadi perawat.
Lanjutnya, mereka bisa juga membuka jasa penyediaan dan sebagai kebutuhan medis yang ada di Kalimantan Timur ataupun di Republik Indonesia ini. Intinya karena mereka punya kompetensi.
Rudy Mas’ud menuturkan terkait kurangnya tenaga medis di wilayah pedalaman Kaltim, ia berjanji akan mendorong regulasi dan otoritas eksekutif untuk memperhatikan masalah itu. “Mengupayakan pelayanan kesehatan prima dan tenaga medis yang memadai di wilayah pedalaman tidaklah mudah,” tuturnya.
Selain itu, dalam sosialisasi kebangsaan kepada tenaga medis di Samarinda, dirinya mengatakan sosialisasi empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh seluruh anggota DPR RI saat melaksanakan reses.
Rudy menambahkan, sosialisasi empat pilar kebangsaan bertujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan persatuan di tengah masyarakat yang semakin majemuk dan beragam.
“Empat pilar kebangsaan ini adalah konsensus dasar daripada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi prinsip ini dari Sabang sampai Merauke, dari pulau itu adalah sama. Kita adalah Indonesia, kita adalah Pancasila. Itu yang paling utama,” katanya. {sumber}